four

2.5K 355 13
                                    

- Menangis dalam kekesalan -

" MWOYA!!! Serius eonni pasangan sama Bae joohyun?'
Gyuri berteriak sambil berlari ke ruang tamu menatap Jisoo tak percaya, dia bahkan tidak memedulikan NuGet yang sedang digorengnya. Mulutnya setengah menganga, cerita yang baru saja kakaknya sampaikan itu sangat mengejutkan. Sampai tak bisa dipercaya oleh otaknya.

Jisoo tak peduli dengan adiknya yang heboh itu matanya tetap fokus dengan buku yang dipegangnya itu.
"Nanti gosong lho" gumam jisoo memperingati Gyuri sang adik.

Gyuri terlihat tidak peduli dengan masakannya. "Eonni yakin sekelompok sama si Joohyun? Joohyun YANG ITU??"
Jisoo geram karna gak bisa fokus, diapun mendongakkan kepalanya dan menatap Gyuri dengan mata yang disipitkan. " Emangnya ada Joohyun yang lain huh? Sudah ah, jangan bahas itu kamu tuntaskan dulu masaknya nanti keburu telat."

Gyuri pun kembali ke dapur dengan perasaan yang masih gak percaya " ini nggak bisa dipercaya, dan Joohyun mau saja gitu?"
"Yak Kim gyuri" tegur jisoo yang tidak terima dengan ucapan sang adik yang seperti itu.

"Maksud Gyuri tuh, bukannya Joohyun eonni Selalu sama Suho oppa? Tapi kok tumben mereka mau dipisahin?" Gumamnya yang mematikan kompor dan memiriskan nuget nya ke piring.

"Udah nggak usah dipikirin sih." Jisoo memasukkan bukunya ke dalam tas , lalu ia melirik pada keranjang di depannya yang masih dipenuhi roti.
"Kok jadi banyak?"
"Oh itu, roti yang kemarin habis dan kata young Shin sshi banyak yang nanyain, jadinya beliau pesen dilebihin dari biasanya"jawab gyuri sambil membawa sepiring telur dan nuget lalu duduk di samping jisoo.
Jisoo hanya mengangguk kecil, lalu perhatiannya tertuju pada Gyuri yang tengah menyendokkan nasi ke mulutnya,  dia seperti tengah berkaca, Gyuri ini memiliki wajah yang sama dengannya hanya saja kalau senyum mata Gyuri ikut tersenyum. Sudah setahun lamanya.

Sang adik gemar menyetok roti buatan Tante Yuri, tetangga sebelah ke kantin sekolah. Hasilnya memang tidak seberapa , tapi masih cukup untuk membayar sewa apartemen kecil ini, dan disisi lainnya Gyuri juga bisa menabung dengan uang itu untuk keperluan yang mendesak.

Jisoo sengaja tidak pernah menanyakannya. Namun dia sangat yakin kalau jumlah tabungan Gyuri sudah lebih dari cukup untuk membeli Smartphone yang rupanya tidak Gyuri anggap penting.
Jisoo kembali ke sarapannya, dia menyendokan nasi dan telur yang digoreng Gyuri tadi ke mulutnya. Dulu, jisoo pernah melarang Gyuri jualan roti di sekolah.

Itu karna status mereka sebagai anak penerima beasiswa sudah cukup untuk jadi bahan ejekan, ditambah lagi dengan gelar penjual roti. Namun adiknya gak peduli, dia melakukan itu atas hati yang senang dan dia bilang itung2 belajar berwirausaha.

Selain untuk belajar Gyuri mengatakan kalau mereka juga harus menghemat uang peninggalan kedua orang tuanya yang menipis.
Jisoo sungguh kagum dengan sang adik yang benar terlihat dewasa untuk seorang gadis seusianya. Bahkan ketika kedua orang tuanya tewas dalam tragedi kecelakaan tiga tahun yang lalu, Gyuri sama sekali tak menangis dia malah mengatakan bahwa itu sudah menjadi takdir untuk kedua orang tuanya.

Dia juga tidak marah saat pelaku tabrak itu dengan sombongnya bisa membayar lunas semuanya dengan menanggung hdiup mereka sampai SMA.

Tepatnya tiga tahun lalu, orang yang menabrak kedua orang tua jisoo mendaftarkan jisoo dan adiknya ke Unmyeong academy itu merupakan sebuah bentuk tanggung jawab si pelaku. Jisoo dan Gyuri pun mendapat beasiswa. Biaya sekolah mereka disubsidi dari siswa yang mampu. Meski begitu, mereka tetap menolak sejumlah uang yang diberikan oleh si pelaku untuk kehidupan mereka.

Dan selama hampir dua setengah tahun setelah tragedi itu terjadi. Jisoo dan Gyuri tinggal di rumah bibinya yang janda, karna hanya beliau satu2 keluarga yang mau merawat mereka. Meski sang bibi tak pernah bilang, jisoo dan Gyuri cukup mengerti untuk tidak menjadi beban tambahan buat bibinya .

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang