six

2.5K 331 17
                                    


Suho tak hentinya memasang wajah cemas dari belakang, ketika Irene berjalan cepat menuju kelas. Hari itu dia merasa sangat bahagia dan cerah layaknya bunga matahari, oleh sebabnya kali itu Irene berjalan seperti dalam lomba gerak jalan.

"Rene jangan cepet-cepet jalannya, nanti kamu capek" Suho berkata dengan nada yang naik satu oktaf, cowok itu berusaha menyamai langkahnya,tapi sepertinya Irene sendiri tidak mendengarkan teguran itu dia malah semakin mempercepat langkahnya seolah tak sabar ingin segera sampai ke kelas.

Menggeleng pelan dengan heran, Suho dengan terpaksa menarik lengan Irene supaya berhenti.

Irene menoleh menatap Suho yang menggenggam lengannya, 

"Wae?" tanya irene

"Please jangan cepat-cepat jalannya" tegur suho yang lebih mirip memohon kepada Irene.

"Umm,Mianhae aku terlalu cepat ya?" ucap Irene lebih tepatnya melemparkan perntanyaan untuk suho, tampaknya Irene tidak sadar bila dia berjalan cepat,  yang ada di dalam dirinya saat itu adalah ingin segera bertemu seseorang.

Pelan-pelan Suho melepas tangan Irene sambil membuang napas, mereka berduapun kembali berjalan beriringan, Suho tak berhenti melirik pada Irene memastikan supaya gadis itu tidak kembali berjalan dengan terburu-buru. entah kenapa sowok itu merasa kesa sendiril ketika dia menyadari penyebab Irene berjalan cepat.

Krett , belum sampai Suho menyentuh kenop pintu kelas, Irene sudah lebih dulu membukanya, dia melangkah menuju bangkunya dengan penuh semangat, dan seperti biasa setiap ia masuk kelas sudah ada Jisoo disana, gadis yang menjadi partner praktikumnya itu tengah tenggelam pada buku tebal  di atas meja.

Irene berhenti di depan meja Jisoo, dia memperhatikan gadis itu dengan lekat, kalau sebelum-sebelumnya  hanya memperhatikan baju beserta buku dan tasnya yang lusuh, kali mata indah Irene menelusuri rambut Jisoo yang panjang dan  sedikit ikal dibagian bawahnya.

Jisoo yang sedari tadi serius membaca, kemudian menangkap sepatu cokelat milik Irene di samping mejanya. Dia akhirnya mendongak sambil mengernyitkan dahi ketika mendapati Irene sedang berdiri memperhatikan drinya.

harusnya Jisoo merasa kesal, tapi kali itu dia merasa berbeda, jika biasanya Irene memperhatikannya dengan raut heran , kali itu Irene memperhatikan dirinya sambil tersenyum, dan Jisoo baru menyadari kalau gadis di depannya itu rupanya memiliki senyum yang sangat menawan.

"Umm apa yang sedang kamu lihat?" Jisoo mulai berbicara, dia tak tahan jika dilihat lama-lama seperti itu oleh Irene. Sementara itu, di sekeliling mereka para murid saling berbisik.

Senyum itu tak sedikitpun luntur dari wajah cantik irene, justru semakin menjadi indah bila dilihat " Jichu-ya Annyeong ," sapa Irene dengan manis, sangat manis sampai-sampai membuat Jisoo dan semua murid disana membuka mulut lebar-lebar.

Beberapa saat Jisoo hanya melongo tanpa berkedip, Irene sendiri masih menatap Jisoo dengan senyuman itu, menunggu jawaban yang mana Jisoo sendiri mendapati suara dirinya sedniri terdengar gugup.

"A-a-anyeong..."

Jisoo berpikir bahwa dirinya kemungkinan halu, tapi dia sungguh melihat rona merah tersamar pada pipi Irene sebelum gadis itu beranjak duduk memunggunginya.

Seketika jisoo merasa seperti bongkahan es yang terpapar sinar panas matahari, Meleleh begitu saja hanya karna Irene tersenyum manis dan menyapanya secara tiba-tiba.

Disisi lain Irene berdiam diri di bangkunya, gadis itu tengah berusaha mengendalikan perasaanya sendiri, dia masih belum mengerti kenapa dia bisa sangat senang bertemu dengan Jisoo apalagi setelah insiden di dekat lapangan basket, dia merasa sangat hangat di dalam dadanya setiap kali bertemu dan melihat Jisoo.

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang