Three

2.6K 357 21
                                    

-Kebetulan yang tidak lucu-

Suara beberapa teman kelasnya yang berteriak " woi mereka datang" mengusik Jisoo dari kegiatan membacanya, sudah gak perlu ditanya atau heran , teriakan keras itu ditujukan kepada pasangan Surene, Suho Irene, begitulah singkatan couple yang Jisoo tahu dari mulut para siswa. Menggeleng pelan, Jisoo tak habis pikir dengan kelakuan lebay teman-temannya itu.

Dari sudut mata, Jisoo dapat melihat Suho yang sedang menahan pintu untuk Irene yang hendak masuk kelas. Jisoo berusaha untuk mengabaikan dua pasangan romantic itu dan kembali berkonsentrasi pada buku paketnya ketika harum segar sampo Irene menguar di sekitar indra penciumannya.

Irene tak langsung duduk, dia menyempatkan diri untuk memperhatikan Jisoo dengan minat.

"Murid jenius memang beda"

Jisoo mendongakan kepala, meski awalnya dia tidak mau  , matanya menatap sepasang mata coklat yang terlihat berbinar itu. Seketika Jisoo teringat kata-kata Suho kemarin, dan laki-laki itu ada benarnya juga. Mungkin memang Irene gadis kaya yang berkata apa adanya, tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya, tapi tidak bermaksud buruk.

"Aku gak jenius," balas Jisoo dingin, dia memang tidak pernah merasa jenius atau pintar, ia selalau berpikir dia dapat berprestasi sebab usaha dan kerja keras yang dia lakukan.

Mata Irene mengerjap beberapa kali, " terus, kenapa kamu belajar sebelum kelas dimulai? Apa supaya terlihat jenius hm?"

Di dalam hatinya, Jisoo sudah bersiap hendak menyemprot umpatan yang paling sopan dan menusuk untuk gadis sok bangsawan di depannya itu. Mungki saja Suho salah mengenai Irene, Mungkin saja gadis di depannya itu memang serius ingin menghinanya dengan cara yang paling polos.

"Kamu ini...." Geram Jisoo

"Selamat pagi semua!!!"suara Sandara guru biologi memotong kalimat Jisoo, Irene yang tidak ambil pusing segera duduk tenang di bangkunya. Dikeluarkannya kacamata bundar mirip Harry potter, bukanya terlihat culun, Irene malah semakin terlihat memesona dan menggemaskan.

Sandara meletakan buku yang dia bawa ke atas meja, lalu dia menepuk tangan satu kali sambil tersenyum." Baiklah!!! Sekarang, tutup semua buku kalian!"

Para murid mengernyit heran, malahan Irene belum membuka tas sama sekali, mejanya masih bersih, dia tadi cuman buka kacamata saja, memang benar-benar absurd kalau dipikir.

"Ibu mau ngadain kuis!" Seru sandara, membuat para murid kaget karna tidak ada persiapan dan beberapanya ada yang pasrah menerima nasib. Kelaspun yang tadinya hening jadi ricuh seketika .

"Tenang semuanya...., dengarkan ibu, kuis ini sudah pernah kalian pelajari sebelumnya di kelas sebelas, jadi ibu hanya mau merecall dan merivew ulang ok!"

"halah... bu mending nggak usah aja" erang rapmon, cowok yang duduk di belakang Suho.

"iya bu, kapan –kapan aja kuisnya, bu sandara kan cantik , baik hati gak sombong ya bu" timpal S-coup yang menarik cui-cuitan seisi kelas.

Sandara menggeleng penuh sabar " Ibu kan cuman ingin tahu, sejauh mana kalian bisa mengingat pelajaran di tingkat sebelumnya." Wanita itu berusaha menenangkan anak muridnya " Pertanyaanya mudah kok, kalian jawab sebisanya aja gak papa!"

Riuh kecemasan kembali lagi menggema, rupanya pra murid sama sekali tidak merasa lega dengan perkataan Sandara yang tenang itu, sampai pada akhirnya Sandara harus mengetukan penghapus ke papan tulis-keras-keras guna mengkondisikan kelas. Para murid langsung terdiam, perhatian mereka kembali lagi ke Sandara, namun semuanya menghindar untuk menatap gurunya yang cantik itu, menghindar bukan karna bagaimana tapi menghindar supaya gak ditunjuk. Semuanya, kecuali Jisoo dan Irene yang malah menatapnya menantang. 

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang