Jisoo berjalan dengan cepat mengambil langkah besar-besar, sehingga membuat Irene barlari kecil mengikuti dirinya, waktu saat itu menunjukan istirahat, dan seperti biasa mereka berdua pergi ke perpustakaan. Sudah berkali-kali Jisoo berusaha menghindari Irene dengan berpura-pura mencari buku, tapi tampaknya Irene begitu bersikeras terus mengekori dirinya.
Jisoo yang kesal akhirnya berhenti mendadak, membuat Irene jadi menabrak punggunya pelan.
"Ada apa sih rene?" tanya Jisoo seraya membalikkan badan.
"Aku mau bicara," jawab Irene sehingga Jisoo kembali menghela napas.
"Rene denger ya , kamu tu gak ngerti apa yang kamu ucapin waktu itu."
"Aku ngerti, dan aku sadar ngucapin itu." kata irene terlihat keras kepala . " aku bilang, aku suka sama kamu"
Jisoo mendesah ia mendongkan kepala sambil menutup mata sejenak , lalu ia kembali menatap Irene, ia menoleh ke sekeliling lebih dulu, terlihat peprustakaan masih sepi.
"Kamu ini kenapa sih sebenernya?"
"Harusnya aku yang tanya itu ke kamu." Irene mengerucutkan bibir, membalas tatapan Jisoo. " Kenapa kamu menghindar terus?"
Sejak Irene dan Suho pulang dari apartmennya semalam, Jisoo memang berniat menghindari Irene, sapaan selamat pagi yang selalu dilontarkan oleh irene tak ia gubris bahkan Jisoo sejak di kelas biologi tak mau menatap gadis yang beberapa hari ini selalu muncul di pikirannya dan hanya menyuruh Irene untuk diam di tempat.
Jisoo menelan ludah bersiap untuk menjawab. "Rene, aku sama kamu itu gak bakalan cocok"
Irene menyipitkan matanya ,lalu meantap Jisoo tak mengerti.
"Maksud kamu?"
"aku sama kamu itu bagaikan langit dan bumi, ngerti?, lagian apa yang kamu rasain itu salah gak seharusnya kamu suka sama aku .
untuk beberapa saat, Irene hanya bisa menatap Jisoo, sementara Jiso sendiri sudah membalikan baadan , berusaha pergi dari sana. Mungkin jisoo masih bisa berada di dekat Irene selama Irene tidak berbicara ke arah itu. tapi, rupanya sejak pagi, irene terus meneror Jisoo melalui tatapan, gadis itu meminta jawaban atas pernyataan cintanya kemarin, lalu sekarang, Jisoo membuatnya menjadi jelas. Jisoo hanya berharap semoga setelah itu ia membatalkan rencana belajar bersama yang sudah direncanakan sepihak .
"Jadi sebegitukah berbedanya kita?" gumam Irene yang menjadikan langkah Jisoo terhenti.
Jisoo berbalik, kemudian memperhatikan Irene yang diam di tempatnya tadi
"Sebegitukah berbedanya kita?" Irene mengulang ucapannya, kedua mata itu menatap Jisoo dengan nanar.
"bagaimanapun kita tidak akan bisa bersatu , seperti itu'?"
Jisoo menganggukan kepala, " iya, kita tidak akan bisa bersatu karna gimanapun itu salah"
"Itu kata siapa Jis? itu kata otakmu apa kata hati kamu?"
Jisoo tersentak saat mendengar pertanyaan irene, pasalnya, irene tidak pernah bertanya mengenai hal-hal seperti itu, bahkan Jisoo tak pernah menyangka Jika seorang irene bisa berbicara seperti itu dengan tegasnya, yang hanya jisoo tahu , Irene adalah gadis yang pemikirannya tidak rumit , begitu simpel dan cenderung bodoh.
"aku..." kata jisoo menggantung, dia menelan ludah dalam-dalam. " aku tidak ada waktu untuk pacaran, aku harus fokus sama pelajaran kalaupun aku mau pacaran , aku maunya sama cewek mandiri , gak manja kayak kamu" ucap Jisoo yang lalu pergi dari sana tanpa mau tahu bagaimana reaksi Irene.
irene, gadis itu menatap kepergian Jisoo dengan kosong bahkan ia sampai tak bisa membalas karna kehilangan kata-kata , lalu tanpa disadari air mata itu berhasil keluar dari dari kedua matanya, irene merasakan begitu sesaknya di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Star [KJSxBJH]
FanfictionJoohyun tidak pernah tau kalau apa yang dia ucapkan dapat menyakiti hati orang lain, dia hanya tau bahwa dia spesial, selama ini dia menilai orang berdasarkan apa yang dia lihat dari film hingga akhirnya dia bertemu dan berurusan dengan jisoo , gadi...