eight

2.1K 308 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jisoo menggeram kecil, ditutupnya buku yang sedari tadi dia baca dengan cukup keras, biasanya dia bisa mengabaikan kehebohan kelas yang disebabkan oleh dua makhluk kaya raya yang aneh itu,tapi kali itu sudah hampir lima menit, murid yang lain masih sibuk berbisik seru, dan itu sangat menekankan telinganya.

Memutuskan mengambil headset di loker, jisoo malah menangkap sepatu cokelat yang dikenalnya berada di samping meja. Mau tak mau dia mendongakkan kepalanya dan menemukan Irene berdiri disampingnya sambil melipatkan kedua tangan di depan dada, rautnya menunjukan bahwa dia sedang kesal.

Jisoo membalasnya dengan tatapan bingung, ada apa dengan Irene?
Baru membuka setengah bibir ingin bersuara ,Irene lebih dulu membuka mulut.

"Ada apa denganmu?" Katanya,menanyakan hal yang ingin Jisoo tanyakan.
"Kenapa menghindar terus?"

Lagi -lagi jisoo dibuat melongo. "Eh?"

"waktu di perpus , kemarin kamu meninggalkan aku, lalu kamu menolak buat dianter, kenapa?" Jisoo menela ludahnya kehilangan kata-kata dan tidak tau ingin menjawab apa

mengedarkan pandangan ke sekeliling, banyak murid yang rupanya sudah memperhatikan mereka dengan berbagai macam ekspresi, Jisoo bingung harus bagaimana menanggapi pernyataan terus terang dari Irene, meski begitu dia tetap mencoba membuka mulut walaupun tidak yakin ingin mengatakan apa.

"Itu karna..."

"Harusnya kamu senang  bisa dianter pakai mobil mewah, iya kan? " kata Irene " kenapa malah kamu tolak?"

"rene ...," Suho menegur, tapi itu terasa tidak berguna, karna jisoo sudah mendengarnya. Dan saat itu pula dia berdecak kagum dengan sifat Irene, karna gadis itu dengan mudahnya bisa membawa perasaanya terbang sampai ke langit lalu juga dengan mudah nya mampu membuat darahnya mendidih sampai ke ubun-ubun.

Jisoo menatap irene sampai matanya terasa panas, tapi gadis itu malah masih mempertahankan kekesalannya, Harusnya Jisoo yang merasa kesal, bukan Irene!

Dengan Rahang yang mengeras Jisoo menatap nyalang Irene" Kamu itu sungguh..."gumam nya menggeram, jika dia bukan orang yang benci kekerasan, mungkin dia tak akan segan memukul bibir indah itu.

Tangan Irene yang semula bersedekap sekarang menjadi turun, tatapannya pada Jisoo pun sudah mulai melunak. " aku kan hanya... ingin pulang bersamamu, apa itu salah?"

Semua murid yang mendengar irene langsung melongo, terutama Suho dan Jisoo, dua orang itu tidak bisa mencerna semua ini, seketika Jisoo menoleh ke arah Suho meminta sebuah penjelasan, namun cowok itu malah balas menatapnya bingung.

dari arah pintu kelas datanglah sandara sang guru sekaligus walikelasnya, dia terheran-heran  ketika mendapati para murid masih berdiri dan menatap ke suatu titik di tengah kelas, meski dia sadar sepenuhnya siapa yang menjadi pusat perhatian dari para murid.

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang