Kepala rasanya berputar-putar tak keruan, hidung sudah mampet hingga bernapas pun ia kesulitan. Namun, orang itu tetap saja tak puas akan keinginannya. Sudah empat jam lebih hanya untuk pengambilan ulang adegan menangis, bayangkan bagaimana rasanya menjadi mata Yoojung? Lagi pula air mata bukan seperti kran air yang dapat dikontrol kapan harus keluar dan berhenti. Yoojung bahkan sampai harus mengingat kesedihan soal orangtuanya yang telah meninggal demi dapat menangis hari ini.
Karena itu, kesedihan yang harusnya hanya sebagai kepura-puraan berubah menjadi ketukan tak terduga bagi hatinya yang sudah lama ikhlas. Selama lima tahun berusaha sendirian tanpa lagi orangtua di sampingnya, Yoojung hanya mampu bersikap tegas kepada dirinya sendiri. Ia tidak pernah berani menangis meski ingin, karena ia takut jika itu akan membuat kedua orangtuanya di surga bersedih karena telah meninggalkannya sendirian.
"Cut!"
Untuk yang kesekian kalinya kalimat itu diucapkan.
Mata lelaki sipit dengan rambut keriting serta pipi tembem itu melirik pada Taehyung ragu, ia menelan ludahnya.
"Kita hentikan saja," kata Taehyung pelan, matanya menatap lurus pada Yoojung yang tak kunjung berhenti menangis.
"Kau puas?"
"Tidak, kita pakai video yang awal saja."
"Huh?" Sang sutradara terperanjat, ia kehilangan kata-kata.
"Semua adegannya kacau. Yoojung sama sekali tidak fokus hari ini."
Taehyung kemudian melepaskan headphone dari kepalanya dan pergi begitu saja dengan semua ekspresi yang tak bisa diartikan oleh siapa pun.
"Oke, semuanya selesai hari ini." Nam PD-nim menutup kegiatan hari ini dengan suara lesu akibat sambaran petir yang tetiba dikirimkan oleh Taehyung.
Pria dengan tubuh lumayan berisi itu pun berjalan menghampiri Yoojung, menepuk pungung Yoojung pelan untuk membantu menenangkan.
"Kau sudah berusaha sepenuhnya, kau melakukan yang terbaik. Aku dapat melihat ketulusan dan kecintaanmu pada pekerjaan ini. Jangan menyerah."
"Terimakasih PD-nim." Alih-alih, Manajer Yoojung yang membantu menjawab, sedang Yoojung hanya mampu menundukan kepala memberi hormat.
Dengan dibantu oleh manajernya, Yoojung pun diantar menuju ruang tunggu untuk Artis. Lagi pula masih ada acara minum-minum yang harus dihadiri setelah ini, karenanya Yoojung tidak bisa langsung pulang.
"Yoojung-ah maafkan Oppa, kita tidak bisa pergi begitu saja karena pesta ini yang mengajukannya adalah Sajang-nim. Meski hanya bentuk pertemanan dengan Nam PD, kau tahu dia melakukannya untukmu."
Yoojung mengangguk.
"Kau merasa kesal ya pada Kim Taehyung?"
Yoojung menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with annoying boy Season 2 - KTH [END]
FanfictionSetelah 5 tahun putus akhirnya mereka bertemu lagi dan harus bekerjasama. Lagi-lagi Taehyung kembali seperti dulu yang sering mengganggu Yoojung. Dari mulai membuat Yoojung tidak nyaman syuting dan membuatnya menangis. Tapi Taehyung dapat saingan ba...