BAB 12 "a Doubt"

414 44 5
                                    

Hubungan yang dijalani dengan bersembunyi-sembunyi itu rupanya mampu bertahan berbulan-bulan, hingga kini ada pada bulan ke enam mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hubungan yang dijalani dengan bersembunyi-sembunyi itu rupanya mampu bertahan berbulan-bulan, hingga kini ada pada bulan ke enam mereka. Bukan hal yang mudah untuk dijalani, karena pun begitu banyak ujian yang harus mereka berdua hadapi. Dari mulai kesalahpahaman, kurangnya waktu bersama dan lelahnya untuk menunggu dan mengerti. Yoojung pernah hampir putus asa, tepatnya itu pada bulan ke dua hubungan mereka, beruntung ia masih mampu mendengarkan nuraninya yang teramat mencintai Taehyung, meski akal yang sering kali mengeluh karena lelah.

Seharusnya ia sudah terbiasa atau tepatnya menjadikan semua jarak itu sebagai kebiasaan. Jika Taehyung tak membalas pesan ataupun seharian tak memberi kabar, ia harus manggut kepada suara hati yang menjelaskan jika kekasihnya itu 'sibuk'. Bahkan tanpa lelaki itu memberi penjelasan, hatinya selalu dengan sukarela mencarikan alasan. Karena ia seperti tahu, sebab yang membuat lara adalah gelisahnya sendiri.

Yoojung ingin kencan seperti layaknya pasangan normal. Pergi ke taman bermain dan menaiki wahana yang menguji nyali atau hanya sekedar jalan-jalan sambil menikmati suasana kota pada musim semi bersama-sama.

Ia ingin berjalan seraya bergandengan tangan, kemudian tertawa tanpa henti meski tak ada lawakan lucu yang harus ditertawakan. Mereka hanya tertawa sebab bahagia yang dirasakan dan ingin membagikannya kepada dunia.

Nahas, itu hanya sekedar angan-angan saja.

Pikirannya tengah bertengkar satu sama lain, saling memaki jika tak ada pembenaran yang terus disuarakan oleh nurani. Kembali akal berteriak, jika itu hanya kecewa yang seharusnya dikatakan bukan ditenggelamkan.

Sekali lagi Yoojung menghela napas panjang. Atensinya tak berubah, tetap memandang pada langit biru dari balik jendela café.

Hubungannya dengan Seokjin masih baik-baik saja, seharusnya tetap begitu. Akan tetapi tuduhan Taehyung kala itu membuat Yoojung menjadi gelisah, karenanya ia jadi bersikap berhati-hati. Mungkin Seokjin merasakan perubahan itu, tetapi pun lelaki itu tidak mengatakan sesuatu kepadanya. Ia pun merasa takut, kelak jika kehati-hatian itu akan berujung pada sebuah jurang pemisah.

"Maaf, membuatmu lama menunggu."

Seorang lelaki bertubuh gempal dengan pakaian rapi, serta topi dan kacamata hitam sebagai ciri khasnya datang menghampiri Yoojung. Beruntung Yoojung sudah lepas dari lamunannya sehingga dapat menyapa produser terkenal itu dengan santai.

"Tidak apa-apa, saya tahu anda pasti sibuk sekali." Seraya tersenyum manis Yoojung mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Pelayan." Kemudian lelaki berusia sekitar 40-an itu melaimbaikan tangannya kepada pegawai café untuk memesan.

Sebenarnya pertemuan ini masih membuat Yoojung khawatir, terlebih tanpa sepengetahuan Seokjin dan manajernya. Namun, Nam PD-nim bukan sosok yang begitu asing untuknya, terlebih mereka pun memang pernah bekerjasama sebelumnya.

Living with annoying boy Season 2 - KTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang