BAB 22 "Something you deserved"

300 32 7
                                    

Video dengan pesan menyentuh itu tak berakhir pada Jimin, setelah itu banyak juga yang mengirimkan dukungan pada Yoojung dengan sukarela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Video dengan pesan menyentuh itu tak berakhir pada Jimin, setelah itu banyak juga yang mengirimkan dukungan pada Yoojung dengan sukarela. Dari mulai teman-teman Yoojung saat di Pulau Jeju atau beberapa teman saat di sekolah SMAnya.

Semua akan berakhir dengan baik pada pihak yang benar, seharusnya Yoojung meyakini hal itu sejak awal. Ia membutuhkan pertolongan, ia butuh tangan-tangan untuk membantunya berdiri. Sebab, tak selamanya ketika meminta pertolongan adalah sebuah kelemahan.

"Noona, aku begitu hancur dengan pemberitaan yang tengah menimpamu. Itu membuatku sulit tidur, itu mengganggu keseharianku, aku begitu khawatir."

Jihoon adalah orang berikutnya yang ikut memberikan pesan pada Yoojung. Lihatlah, pria kecil yang dulu sering ia manfaatkan untuk bisa disuruh ini dan itu telah tumbuh dengan dewasa, menjadi lelaki tampan dan bijaksana.

"Aku tahu bagaimana sulit yang telah kau lalui di hari-hari dingin setelah orangtuamu meninggal, kau menangis tanpa henti. Namun, hari itu telah berubah setelah kau tinggal di rumah itu. Kau ceria, lebih dewasa dan bahkan telah menemukan mimpi yang ingin kau wudujkan. Tahukah kau Noona, jika pada saat itu aku begitu sadar bahwa orang itu adalah yang paling tepat untukmu. Aku mendukungmu sepenuhnya, jangan pernah takut dan menyerah."

Ternyata selama ini Yoojung tak cukup baik menilai orang-orang di sekitarnya, ia bahkan sempat dengan pikiran pendek mengkritik. Padahal, hanya gengsi saja yang terlampau berlebihan hingga tak mau mengakui bahwa begitu banyak yang peduli dibanding ingin menyakiti.

Sekali lagi, pesan-pesan itu membuka mata dan pikiran Yoojung menjadi lebih positif.

Ia kemudian duduk, sedang jari-jari jentiknya tetap mengayun di atas layar ponsel. Mata bulat itu menatap begitu serius, ia seperti tak ingin melewatkan satu hal yang melintas dalam penglihatannnya.

Satu nofitikasi kembali muncul, sebuah pesan dari "Ibuku tersayang" atau yang tak lain Park Mina, ibunda Taehyung.

Yoojung, Nak. Semua memang berat jika kamu lalui sendirian, maka dari itu arti sebuah keluarga adalah untuk selalu ada mendukungmu. Aku berharap, jika kami masih dapat menjadi tempatmu pulang ketika kamu lelah dan ingin tidur dengan nyaman. Kamu selalu menjadi bagian dari kami.

Padahal, ia sudah berhenti menangis, sudah berhenti dari sergukannya. Namun, hidung dan matanya kembali perih setelah membaca pesan dari Park Mina.

Akhirnya Yoojung hanya mampu mengaung, menangis sekencang mungkin tanpa lagi peduli jika tetangga atau orang-orang di luar sana mampu mendengar. Menangislah ketika memang ingin menangis, karena air mata bukan pertanda seseorang adalah lemah. Terkadang air mata memiliki begitu banyak arti yang semestinya tidak hanya dikategorikan sebagai satu hal saja.

"Apa yang aku miliki saat ini, bukan sesuatu yang harus menghentikan langkahku untuk mencintaimu. Aku memang salah, aku pernah khilaf karena membenci atas keputusan yang kau ambil. Akan tetapi, semua hal itu sirna selagi berjalannya waktu aku semakin mengenalmu, Kim Yoojung. Sudah kukatakan, meski kau lari menjauh, aku akan datang padamu. Aku akan terus membuatmu tahu, bahwa kau adalah duniaku."

Living with annoying boy Season 2 - KTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang