Taehyung bangun pagi sekali, ia nampak terburu-buru merapihkan diri. Padahal, hari ini jadwalnya kosong dan sang manajer menyarankan untuknya beristirahat.
Istirahat? Yang benar saja. Ia bahkan tak mampu memejamkan mata semalaman, memikirkan bagiamana kekasihnya tidur di samping pria lain. Tidak, Seokjin bukan lelaki biasa untuk perempuan itu. Ah, entahlah, terpenting ia harus buru-buru menemui Yoojung.
Perjalanan asmaranya memang tak selalu berjalan mulus, begitu banyak kelokan tajam yang membuat langkahnya terseok-seok. Taehyung harus lebih kuat lagi jika ingin cintanya terus bertahan. Yah, tapi, kalau berhadapan dengan para ibu-ibu yang meminta foto itu urusan berbeda.
"Wah, tampan sekali. Pagi-pagi seperti ini mau ke mana?" tanya salah satu dari gerombolan ibu-ibu paruh baya yang mengerumuninya itu.
Taehyung nyengir, kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Mau ketemu pacar, hehe."
Lalu ibu-ibu itu tertawa, saling melirik satu sama lainnya. Taehyung tetap mempertahankan cengirannya.
"Pantas sudah tampan begini," ujar Bibi yang lain sembari mencubit pipi Taehyung.
"Iya dong, masa mau ketemu pacar tidak tampan."
"Tapi, kok, tangannya kosong?"
Taehyung berhenti nyengir, alisnya kemudian terangkat tinggi. Ia tak mengerti dengan maksud pertanyaan itu.
"Wah, anak jaman sekarang beda ya. Dulu, biasanya para pria kalau mau bertemu dengan pacar itu selalu membawa bunga mawar."
"Iya, benar. Walau cuma satu tangkai."
"Perbedaan generasi. Anakku saja, masa menghina ayahnya berlebihan hanya karena membawakanku bunga."
"Hem, memang aneh ya. Padahal, perempuan sangat menyukainya."
Begitulah ibu-ibu, kalau sudah mengobrol dan menggosip pasti asyik sendiri.
"Ee, sebenarnya aku akan bertemu di rumah sakit. Jadi, kali ini tidak membawa bunga," jelas Taehyung.
"Jangan khawatir, kami juga mengenal Yoojung. Dia perempuan yang sangat baik dan ceria, kami akan mendukung kalian."
Jadi, Yoojung juga aktif bergaul dengan ibu-ibu sekitar dekat apartemen. Yah, melihat bagaimana tingkah Yoojung yang tak bisa diam, terutama melihat orang-orang sekitar yang memerlukan bantuan tak heran jika dia cepat akrab dengan siapa saja. Mungkin ia juga bosan jika hanya berada di apartemen, terutama tetangga di sana cenderung sibuk dan seringkali tak ada di rumah.
"Waduh, ya sudah berangkatlah. Maaf jadi menghambatmu."
Taehyung menggeleng pelan.
"Tidak, tidak sama sekali."
"Kalian harus berkomunikasi dengan baik, kesalahpahaman sedikit bisa menghancurkan semuanya. Em, bukan mau menakut-nakuti."
"Benar, sepertinya banyak yang menyukai Yoojung. Sainganmu pasti banyak."
"Aissh, kau berbicara ngawur. Sudah pergilah, sana."
Taehyung pun mengangguk dan membungkuk sopan memberi hormat.
Taehyung mengenal ibu-ibu itu dengan baik karena ia aktif dalam kegiatan sosial di daerahnya. Awalnya hanya karena paksaan dari Park Mina, tetapi lama-kelamaan ia pun merasa nyaman. Selain lingkungannya jadi ramai, ia juga dapat berbagi dan menghilangkan lelah bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with annoying boy Season 2 - KTH [END]
FanfictionSetelah 5 tahun putus akhirnya mereka bertemu lagi dan harus bekerjasama. Lagi-lagi Taehyung kembali seperti dulu yang sering mengganggu Yoojung. Dari mulai membuat Yoojung tidak nyaman syuting dan membuatnya menangis. Tapi Taehyung dapat saingan ba...