BAB 39 "Park Jiyeon and Belle Jean"

260 30 7
                                    

Jangan lupa biasakan untuk Vote dan komen yang greget ya. 

*

*

*

Penyesalan selalu datang terakhir, benarkan? Lantas, apakah semua ini adalah akhir. Lalu, apakah ia tidak lagi memiliki kesempatan?

Bodoh, ia sudah mendapatkan kesempatan yang seharusnya digunakan dengan baik, nahas ia hancurkan itu. Kini, apakah dengan memohon pada Tuhan akan memberikan jawaban yang ia inginkan? Harapan jika masih ada kesempatan yang lain.

Tidak, ia seharusnya tak memikirkan dirinya sendiri. Jika hanya kesempatan dan terus kesempatan yang diminta, maka sesungguhnya ia hanya menabur luka untuk seseorang di sana. Jika ini memang akhir untuknya, sebuah rasa sesal yang bagai membunuh, ia akan relakan semua itu. Namun, harapnya jika ini pun adalah akhir derita untuk sosok yang ia cintai.

Sudah cukup dengan janji-janji yang tak mampu ditepati, itu sudah cukup membuktikan bahwa dirinya tak layak untuk menjaga hati.

Pandangannya kian mengabur, rasa sesak seperti cekikan tanpa tali. Di bandingkan dengan pukulan-pukulan yang diterima, sakit karena lalai dalam mencintai yang lebih menyakitkan untuknya.

Bayang-bayang tentang Yoojung berputar bagai sebuah layar besar di dalam ingatan, layaknya sebuah video berdurasi panjang yang membangunkan memorinya yang telah lumpuh. Kemudian, ia hanya mampu memaki atas segala kebodohan yang dilakukan.

Rindu-serindu-rindunya, ia ingin memeluk Yoojung dengan erat dan tak ingin melepaskannya.

Namun, ia takut jika itu hanya sebuah janji dan tak akan pernah bisa ditepati.

Ini adalah balasan paling setimpal, hal yang paling pantas untuk didapatkan. Begitu pikir Taehyung.

Ia telah mengkhanati perasaan Yoojung, ketulusan yang perempuan itu berikan tanpa pamrih. Kemudian, Tuhan tak ingin berlama-lama untuk membalas, hingga Taehyung mendapatkan khianat yang serupa dalam waktu yang singkat.

"Oppa, apa kau masih tidak ingin mengakuinya?"

Jiyeon mengangkat wajah penuh luka Taehyung, memaksa lelaki itu memberikan jawaban yang ia pinta.

"Aku akan melepaskanmu, jika kau mau mencintaiku. Ingat, aku ingin dicintai sebagai perempuan, bukan sebagai penggemarmu yang loyal!" pekik Jiyeon untuk yang sekian kali, ia sungguh muak karena tak jua mendapat jawaban yang diinginkan. "Terus pukuli dia sampai dia menjawab dengan benar."

Obsesi yang berlebih akan mengikis habis segala akal waras, menjadi dominan pada otak untuk memerintah sesuai kehendak. Ia berekspestasi, kemudian tidak ingin menerima realita yang ada. Maka hendaknya ia lakukan segala cara untuk membenarkan isi kepala.

Sasaeng fans mungkin tidak asing, sosok penggemar gila yang begitu terobsesi akan sosok yang diidolakan. Mereka termasuk yang paling dihindari oleh bagian fandom maupun agensi tempat sang artis bernaung. Tentu saja karena sifat dan tindakan mereka yang selalu di luar batasan yang seringnya membuat kegaduhan.

Mereka akan menguntit ke mana pun sang idola pergi, bahkan yang terburuk sampai mengintil ke toilet. Tak hanya itu, mereka tak segan membayar mahal untuk mendapatkan infomasi pribadi sang idola.

Banyak sekali tindakan-tindakan gila lainnya yang telah terjadi dan diakibatkan oleh sasaeng fans. Dari mulai hal menjijikan sampai pada titik paling menyeramkan yang mampu membahayakan nyawa.

Living with annoying boy Season 2 - KTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang