Aku membeli unit sederhana di Kintamani House sejak dua tahun lalu, ketika pertama kali bekerja di PT Bintang Utara Sejahtera. Kantorku adalah sebuah perusahaan pembangun perumahan di Jakarta Selatan. Jaraknya kira-kira satu jam perjalanan saja dari kantor. Benar-benar penghematan waktu, mengingat aku selalu tiba di rumah Ayah paling cepat pukul setengah delapan malam, sejak keluar pukul lima sore. Apalagi, aku naik angkutan umum. Dengan tinggal di apartemen ini, aku bisa memakai ojek online.
Kutekan tombol nomor 5 di elevator, sementara Vira mengelap wajah dengan kertas minyak. Kasihan, dia belum pulang sejak dari kantor. Hari ini aku memang izin pulang setelah makan siang, karena ingin membereskan segala sesuatu sebelum pindah. Sengaja aku memilih hari Kamis, karena biasanya hari Jumat sore lalu lintas Jakarta terasa lebih padat.
Kami tiba di depan pintu nomor 512, kamar apartemenku. Vira sudah pernah ke sini. Malahan, dia ikut memilihkan tipe yang cicilannya masih ramah di kantong. Dialah yang mengusulkan tipe Alcove, dan aku sangat berterima kasih karena bisa punya sedikit privasi untuk ruang tidur.
"Keren! Lo udah bersih-bersih dulu ya sebelum pindahan?" Vira menaruh salah satu tas pakaian di atas sofa.
"Iya."
"Nggak bilang-bilang! Kan gue bisa bantuin, Nay."
Aku hanya tersenyum sambil memandang gadis bertubuh tinggi itu melenggang menuju pantry. Ia membuka semua pintu lemari dapur built-in dan berseru riang ketika menemukan kopi sachet yang sudah kusimpan di sana.
"Gue bikin kopi, ya!"
"Dua ya, Ra."
"Siap, Non!" Vira tersenyum lebar. Rambutnya yang sepundak dijepit ke atas, menampakkan leher jenjangnya yang putih. Dia memang cantik. Di kantor kami, banyak pria yang berusaha merebut perhatiannya. Tapi sampai sekarang dia masih jomlo – entah kenapa. Kalau aku yang jelek ini sih wajar saja masih jomlo.
Sementara Vira sibuk di dapur dengan kopi dan ketel listrik, aku membawa barang-barang ke kamar tidur. Ukurannya kecil, tempat tidurnya hanya untuk satu orang. Sesaat, aku teringat kamar tidurku yang lama. Segera aku menggeleng kuat-kuat. Tidak. Aku tak boleh lagi mengingat-ingat yang sudah kutinggalkan. Butuh keberanian besar untuk pindah ke sini. Tak akan kuizinkan pikiran cengengku membuat suasana mellow.
"Nayaaa, udah nih kopinya. Ke sini dong, ada berita baru nih!" Suara Vira terdengar lagi.
Kenapa tadi tidak cerita di mobil saja? Ah, ya, Aku tadi memang melamun selama perjalanan. Dan sedikit menangis. Vira membiarkanku menumpahkan kesedihan – dia tidak mengucapkan sepatah kata pun padaku.
Kuambil baju kaus dan celana pendek paling atas lalu segera mengganti pakaian. Dengan rasa ingin tahu yang tidak terlalu besar karena lelah, aku keluar dan mendapati Vira sedang duduk di meja makan di area dapur. Di hadapannya ada dua cangkir kopi. Uapnya mengepul, membuatku tak sabar ingin meneguknya. Kata orang, kepala pusing bisa diobati dengan secangkir kopi panas. Saat ini aku memang merasa pusing dan lelah. Rasanya, kabar terbaru apapun dari kantor tidak akan mengejutkanku.
"Ada bos baru yang bakal datang hari Senin besok." Mata Vira berbinar. "Dan dia ganteng banget! Single, Nay! Gue stalking medsosnya dong."
Aku memutar bola mata. Khas Vira. Kalau ada cowok ganteng, dia bakal menyelidiki akun-akun medsos orang tersebut. Syukur-syukur kalau pakai nama asli. Tapi Vira memang tak pernah naksir cowok yang selevel dengannya, sih. Dia mengincar eksekutif muda yang masih lajang, yang lebih sejahtera gajinya daripada dia. Dan para eksekutif muda itu jarang memakai nama akun palsu.
"Terus?" tanyaku sambil memutar cangkir. Rasanya mendadak sekali. "Kok aku belum tahu ada bos baru? Bos di bidang apa? Atasan kita?"
"Kan lo pulang duluan tadi. Email dari HRD masuk jam tiga." Vira melipat kedua tangannya di atas meja. "Asisten Manajer Keuangan. Katanya sih, dia baru dari luar negeri. Jepang apa Hongkong, gue lupa."
"Namanya siapa?" tanyaku sambil mengangkat cangkir ke mulut.
"Darryl Mahardika."
Nama itu seperti bom yang dijatuhkan tepat di hadapanku. Hampir saja kumuntahkan kopi di dalam mulut, kalau tanganku tidak cepat membekapnya.
Darryl? Kenapa kami harus ketemu lagi setelah sekian lama?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets Between Us [Completed]
RomanceDitulis oleh evenatka untuk event BerKARya bersaMA Kamaksara, 1 Oktober - 30 November 2019. Terima kasih KamAksara buat event yang luar biasa. Ini novel keempat yang selesai tahun ini - horee! Doakan novel ini naik cetak yah.