AKU rindu Ariel.
Sudah seminggu berlalu sejak dia pindah kantor. Memang sih dia masih sering telepon dan kirim pesan, tapi belum pernah datang lagi ke apartemen Azura ataupun aku.
Pagi setelah aku menyiram tubuhku dengan air dingin semalaman, Ariel menggedor pintu apartemen karena aku nggak menjawab panggilan telepon dari dia selama sepuluh menit sebelumnya. Aku tertidur pulas dengan kepala pusing dan air mata yang terus keluar. Hatiku penuh kebencian yang sangat besar terhadap Kak Karla dan diriku sendiri. Bagaimana bisa aku tega menyakiti Kak Arka lagi, setelah dia sakit hati sama kakakku? Orang macam apa aku ini?
Jadi saat mendengar suara pintu yang nyaris didobrak, aku bangun dengan kaget. Ariel lebih kaget lagi karena mataku bengkak banget. Kurasa dia bisa menebak gimana percakapan aku dan kakaknya, sehingga dia cuma memelukku di sofa, menyisir rambutku dengan jarinya, dan sesekali mengecup kening. Sama sekali nggak bertanya apa-apa.
Aku semakin sakit. Ariel begitu pengertian dan lembut. Dia tahu aku belum bisa membahas hal itu lagi. Dia bahkan belum mencium bibirku sejak itu.
"Aku tahu kamu masih bingung, Naya." Dia berkata pelan dan lembut. "Aku nggak mau bikin kamu lebih bingung lagi dengan ciuman. Kalau kamu sudah bisa mengatasi masalahmu, aku di sini. Kalau kamu nggak pilih aku, aku tetap nunggu."
"Kenapa?" Aku bertanya dengan nada melamun.
"Karena aku nggak punya cewek lain yang kusuka. Cuma kamu. Tapi kamu punya dua cowok untuk dipilih. It is up to you. Aku nggak mau maksa." Dia tersenyum selebar mungkin. Fokus matanya berganti-ganti pada kedua bola mata dan hidungku.
Ada nggak orang yang lebih beruntung lagi daripada aku? Dua lelaki ini sama-sama menyayangiku dengan tulus. Dua orang kakak beradik. Kenapa mereka harus bersaudara? Pasti lebih mudah kalau bukan!
Dan sekarang Ariel sibuk.
Semua yang diceritakan Kak Arka padaku membuatku sangat sakit. Hari ini saja, sudah tiga kali aku memuntahkan air di toilet. Kerongkongan terasa perih karena berkali-kali aku memaksanya mengeluarkan apa saja yang ada di perut – tapi yang keluar hanya air.
Aku ingin Elvira datang membawakan makanan. Aku ingin dia menginap di sini supaya aku punya teman dan nggak harus teringat Kak Karla dan Kak Arka. Tapi Elvira juga sibuk. Dia dipromosikan menggantikan Pak Gatot. Aku kehilangan teman di lantai 3.
Aku kehilangan semua orang yang kusayang dan menyayangiku, gara-gara almarhum Kak Karla.
***
Pagar bewarna biru kusam terkunci rapat. Gemboknya masih yang lama, berarti aku masih bisa masuk. Segera kubuka sebelum ada tetangga yang melihatku berdiri di sini. Aku nggak mau ketahuan.
Sengaja aku pulang tepat waktu hari ini karena ada yang ingin kulakukan di rumah Ayah. Semoga saja dia masih pulang pukul sepuluh malam. Aku nggak akan selama itu di sini. Urusanku tidak banyak.
Halaman rumah sangat berantakan. Kupandangi dengan sedih tanaman dalam pot yang mongering. Ayah mana pernah peduli bagaimana tampak luar rumah ini! Aku berharap dia masih ingat membayar pajaknya.
Kukunci lagi pintu utama setelah aku masuk. Udara sejuk dari satu pendingin udara yang dinyalakan dan cahaya temaram di ruang keluarga menyambutku. Biasanya aku segera menyalakan semua lampu saat tiba di rumah, tapi sekarang tidak boleh. Jangan sampai Ayah tahu aku datang.
Walau tahu bahwa tidak ada orang di rumah ini, tetap saja aku berjingkat menaiki tangga ke kamar. Dan beruntunglah aku bukan orang penakut yang membayangkan macam-macam saat sendirian di rumah besar bercahaya suram. Mungkin karena aku sudah sering ditinggal sendirian waktu masih SD dulu.
Kamarku masih seperti yang kutinggalkan. Dua buah tempat tidur, yang satu hanya berisi bantal, yang satu lagi dipenuhi hadiah yang belum pernah dibuka. Setelah tahu apa alasan kecelakaan itu, aku kehilangan simpati dan hormat pada Kak Karla. Aku merasa rugi sudah menjagakan hadiah-hadiah ini tetap seperti waktu dia menerimanya. Buang-buang energi saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets Between Us [Completed]
Roman d'amourDitulis oleh evenatka untuk event BerKARya bersaMA Kamaksara, 1 Oktober - 30 November 2019. Terima kasih KamAksara buat event yang luar biasa. Ini novel keempat yang selesai tahun ini - horee! Doakan novel ini naik cetak yah.