Melvin meghembuskan asap rokoknya di udara, entah sudah berapa batang rokok yang di hisapnya. Sejak tadi lelaki itu hanya diam tanpa memperdulikan teman-temannya yang sibuk mengobrol dan bermain game di basecamp Barinton saat ini. Bagas sejak tadi menatap Melvin khawatir, bagaimana pun juga dia tau merokok berlebihan tidak baik untuk kesehatan cowok itu.
Perlahan Bagas berjalan mendekati Melvin yang sedang duduk di sebuah kursi. Bagas menepuk pelan bahu Melvin, "jangan kebanyakan merokoknya. Nakal boleh, penyakitan jangan," kata Bagas yang hanya di angguki malas oleh Melvin. Cowok itu kemudian mematikan sisa rokoknya ke asbak rokok.
"Merasa ada yang hilang, Melvin?" Ujar Bagas membuat Melvin menoleh ke arahnya. Tatapan Bagas bertemu dengan tatapan tajam milik Melvin, lalu sedetik kemudian Melvin menundukkan kepalanya.
"Gue sahabat lo, kalau lo lupa. Sedingin apapun sikap lo yang sekarang, tolong jangan bohongi perasaan lo sendiri," kata Bagas.
Melvin terdiam sejenak, lalu dia menghela napas berat, "gue gak nyangka kalau dia beneran mau jauhin gue." Melvin terkekeh pelan.
"Dia udah berada di batas kesabarannya,"
"Lo terlalu sibuk buat berlari dari dia, sampai lo gak sadar kalau dia udah lelah ngejar lo,"
"Udah saat nya buat lo perjuangin dia, kali ini pakai hati lo, bukan ego." Kata Bagas, lalu setelahnya Bagas tertawa. Percuma, sebanyak apapun dia menasehati Melvin, cowok itu akan masuk kiri, keluar kanan.
Bagas bangkit dari duduknya, lalu menepuk pelan bahu Melvin. Meninggalkan Melvin, yang sibuk mencerna perkataan sahabatnya itu.
Tangan Melvin terulur untuk mengambil ponsel di kantong celananya. Di bukanya applikasi WhatsApp, biasanya chat Elvina selalu menjadi teratas, gadis itu selalu nge-spam Melvin. Bukan hanya di WhatsApp, namun juga di aplikasi Line dan Instagram. Tapi sekarang sudah tidak ada, pesan yang masuk di ponselnya hanya dari grup Barinton, dan chat tidak jelas lainnya dari teman-temannya dan fans nya.
Melvin membuka isi chatnya dengan Elvina.
Elvina Cantik: kak, dimana?
Elvina Cantik: kakak harus liat aku hari ini pake gaun keren, cantik banget
Elvina Cantik: kakak dateng kan ke acara malam ini?
Elvina Cantik: gak sabar liat kakak pake jas, pasti keren banget:(
Elvina Cantik: bawaannya pengen ngajak nikah:(
Elvina Cantik: aku capek banget dari tadi bantu" nyiapin buat acara
Elvina Cantik: baru ada waktu bentar buat istirahat nih:(
Elvina Cantik: semangatin aku kek:(
Elvina Cantik: aduh kangen:(
Elvina Cantik: lagi sedih nih, emotnya aja mewek:(
Elvina Cantik: bales kek, online tapi gak bales chat aku:(
Elvina Cantik: LAGI CHATTINGAN SAMA SIAPA HAH? BIAR AKU SEDOT UBUN" TUH CEWEK!!!
Elvina Cantik: canda sayang, aku gak segarang itu kok:)
Elvina Cantik: paling rambut tuh cewek tinggal sehelai:))
Elvina Cantik: btw gak mungkin dong kakak ngeduain aku? aw aw><
Elvina Cantik: udah dulu ya kak, acara udah mau di mulai
Elvina Cantik: buruan dateng, aku pengen cepet" ketemuuuu, lovyuuu:*Tentu embel-embel 'cantik' itu Elvina yang membuatnya, dan Melvin malas untuk menggantinya. Faktanya, gadis itu memang cantik.
Itu chat terakhir yang Elvina kirim, sebelum pertengkaran mereka di mulai. Sekarang raasanya ada yang kosong, ada yang hilang, dan ada yang rindu.
***
Sejak tadi gadis itu tampak mengotak-atik ponselnya. Jarinya bergerak mengetik sesuatu, lalu menghapusnya, dan begitulah seterusnya.
"Aish!" Elvina berdecak sebal.
"Kenapasih tangan gue gatel banget pengen spam dia," gerutunya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."