Elvina masih berdiam di meja makan, sedangkan ketiga temannya sudah kembali ke kamar Rika. Ia mengambil sesuatu dari kantongnya dan menatap beberapa benda kecil itu dengan sendu. Tangan kirinya meremas pelan gelas kaca yang berisi air putih. Ia menelan beberapa pil obat dengan susah payah dan sedikit terbatuk, walaupun sudah terbiasa tapi tetap saja rasa obat itu tidak enak di mulutnya.
Sedangkan sedari tadi seorang cewek yang tidak sengaja melihat Elvina mengernyit heran menatap setiap gerakan Elvina.
"Lo ngapain?" tanya Rika heran dan membuat Elvina gugup, tangannya refleks menyimpan obat-obatan itu di balik punggungnya.
"Ehm—anu-it—itu lagi bacain doa! Nah iya! Bacain doa di air minum ini buat rukiah lo, hehe," ucap Elvina membuat Rika menatapnya kesal.
"Ck! Gue usir lo ntar!" ucap Rika kesal. Sedangkan Elvina memeletkan lidahnya dan berjalan ke arah Rika, dengan penuh perasaan ia sengaja menginjak jari kaki Rika yang terluka membuat cewek itu berteriak, sedangkan Elvina sedikit berlari sambil tertawa sepuas mungkin.
Sepeninggalan Elvina, Rika masih meringis menatap kakinya yang malang. Kalian sendiri tau bukan bagaimana rasanya perjumpaan antara jari kaki dengan ujung kaki meja? Belum lagi jari kakinya di injak oleh si iblis Elvina Itulah yang dirasakan Rika saat ini. Rika mendengus sebal, rasanya ingin sekali melemparkan Elvina ke kolam buaya. Namun di detik berikutnya ia mengernyit heran saat matanya tak sengaja menangkap sebuah pil obat, ia mengambilnya dan mengamati pil tersebut. Sepertinya ia pernah melihat pil ini. Rika menggenggam pil tersebut dan akan menanyakan perihal pil itu kepada Papanya yang berprofesi sebagai Dokter. Namun ia kembali mengernyit heran, milik siapa pil ini?
Rika menggelengkan kepalanya dan segera masuk ke kamarnya, matanya menatap berang kepada Elvina yang kini sedang menonton film spongebob sambil memakan popcorn di tangannya, seperti tidak ada dosa sama sekali setelah menganiaya jari kaki Rika.
"Woi anjrit! Enak aja lo ya abis nginjek kaki gue, kabur gitu aja! Tanggung jawab lo!"
"Ck! Manja banget! Obatin sendiri aja sih! Lo kan anak PMR," Elvina memutar kedua bola matanya sebal yang membuat Rika mendengus sebal, berdebat dengan Elvina hanya akan membuatnya semakin kesal. Suara dering ponsel Rika membuat cewek itu keluar dari kamarnya karna suara TV yang sangat kuat.
"Halo?"
"Hah? Kok bisa?"
"Iyaiya ini gue kesana,"
Rika kembali ke kamarnya dengan tergesa-gesa, ia sedikit melirik ke Elvina yang sedang tertawa menikmati film yang di tontonnya.
"Vina," panggil Rika pelan.
"Hemmm," Elvina hanya bergumam malas, karna film yang di tontonnya sangat menarik saat ini.
"Ck! Vina!"
"Apa sih?!" Elvina menoleh kepada Rika dengan wajah kesalnya.
"Melvin kecelakaan,"
"APA?!" Aletta dan Sella memekik kaget sedangkan Elvina masih terdiam mencerna perkataan Rika. Rika menampar pipi Elvina dengan sedikit kencang membuat cewek itu meringis.
"Sakit anj—KAK MELVIN KECELAKAAN?"
"Iya bego!"
Elvina buru-buru mengambil kunci mobilnya, saat ia sudah masuk dalam mobilnya ia menepuk jidatnya pelan, lalu meng klakson mobil itu agar teman-temannya cepat ke mobil.
Tidak lama kemudian ketiga temannya memasuki mobil Elvina dengan tergesa-gesa. Elvina segera menginjak gas dengan kecepatan yang lumayan tinggi menuju rumah sakit seperti orang kesetanan, namun saat di tengah jalan ia kembali menepuk jidatnya, "astaga! Kak Melvin di rawat di rumah sakit mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."