21

13.8K 512 3
                                    

Tiga hari lagi adalah hari yang di tunggu-tunggu, yaitu hari ulang tahun SMA ANGKASA.

Keempat cewek itu keluar dari kelas X IPA 2. Elvina yang masih memiliki tugas dari ekskulnya untuk acara itu, Aletta dan Sella yang memiliki jabatan sebagai sekretaris dan bendahara OSIS tentu wajib turun tangan untuk acara tersebut. Sedangkan Rika? Ia hanya ikut-ikutan keluar saja, padahal ujung-ujungnya ia akan berakhir tertidur di UKS.

"Guys gue deluan ya, mau Bobo cantik dulu, selamat ber capek-capek ria sahabat-sahabatku tersayang!" Rika melambaikan tangannya sambil berbelok ke kanan menuju UKS.

"Gak usah bangun-bangun lagi lo!" ucap Aletta dengan sedikit mengeraskan suaranya.

"Gue deluan ya!" ucap Elvina dan berbelok kekiri menuju ruang musik, sedangkan Aletta dan Sella berjalan lurus menuju ruang OSIS. Ada banyak tugas yang harus mereka selesaikan untuk acara yang akan datang.

"Yoaiii,"

"Sipp!"

Elvina masuk ke dalam ruang musik, di dalam sudah banyak siswa-siswa yang sedang latihan bernyanyi. Mata Elvina menangkap Reno yang sedang asik memetik senar gitar di pelukannya.

"Reno!" panggil Elvina.

"Eh, Vina! Sini!" ucap Reno sambil melambaikan tangannya yang langsung di turuti Elvina, cewek itu mendaratkan bokongnya di kursi di samping Reno.

"Lo udah lama disini?"

"Enggak, baru tiga puluh menit yang lalu,"

"Ohh gitu,"

"Oh iya Vin, gimana kalau besok kita duet?"

Elvina tampak berpikir sejenak, tiba-tiba sebuah pikiran kalau Melvin akan cemburu membuatnya ragu menerima tawaran Reno. Namun ia segera menggelengkan kepalanya, angannya terlalu tinggi. Mana mungkin Melvin cemburu, sedangkan ia sama sekali tidak memiliki perasan pada cewek itu.

Melihat Elvina menggeleng lantas membuat Reno mengangguk lesu, "ohh yaudah deh kalau gak mau," ucapnya.

"Hah? Mau kok, gue mau,"

"Serius?"

"Serius," ucap Elvina, "serius boongnya," sambung Elvina lagi membuat Reno berdecak kesal.

"Bodo ah, gue serius Vina!" ucap Reno gemas dengan mencubit kedua pipi Elvina. Cewek itu memukul tangan Reno dengan bibir yang mengerucut sebal.

"Sakit bego!"

"Mangkanya kalau di tanyain itu jawab yang bener!" ucap Reno.

"Ya lagian serius amat, cepet mati ntar," ujar Elvina seraya tertawa senang kala melihat Reno semakin kesal dengannya.

"Astagfirullah, untung lo cewek," ucap Reno dengan mengusap-usap dadanya penuh kesabaran.

"Alhamdulillah, untung gue cantik," ucap Elvina ikut-ikutan mengusap-usap dadanya penuh kesabaran.

"Oke, gak gue ajarin main gitar,"

"Ish lo mah ngancem nya kayak gitu! Iyaiya gue mau duet sama lo besok!" Elvina menyentak-nyenyak kan kakinya kesal, hal itu sangat menggemaskan di mata Reno. Elvina sangat amat ingin pandai bermain gitar. Sebenarnya bisa saja ia les gitar tetapi Papanya pasti akan melarangnya dengan alasan agar ia tidak terlalu capek. Sedangkan ikut ekskul musik saja ia harus membujuk Papanya selama satu bulan.

"Yaudah deh gak jadi, jawabnya gak ikhlas gitu," ucap Reno yang semakin membuat Elvina kesal, ia menyilangkan tangannya di depan dada dengan wajah cemberutnya. Sedangkan Reno tersenyum penuh kemenangan.

MELVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang