"Lo yakin Vina, mau ngawasin Melvin? Yang ada lo gagal move on kali!" kata Rika sambil membuka kuaci yang diambilnya dari toples. Saat ini mereka sedang berkumpul di kamar Aletta.
Elvina mengangguk, "gue cuma pengen ngetes perasaan gue doang kok, kayaknya juga gue udah move on sama dia. Gue udah cerita sama lo semua kan tentang yang semalem gue bentak Kak Melvin sama temen-temennya? Berarti gue udah satu langkah maju buat lupain dia kan?" Jelas Elvina dengan senyum merekah di bibir mungilnya.
Aletta memutar bola matanya, "awas aja lo gagal move on Vin!"
"Oh iya, lo sama Reno gimana?" Tanya Sella. Elvina mengernyit heran, "gak gimana-gimana sih, yang kayak kalian tahu lah."
Decakan kesal keluar berkali-kali dari mulut Rika, gadis itu tampak gelisah. "Lo kenapa Rik?" tanya Aletta heran.
"Kesel banget gue dari tadi Satria gak jawab chat gue, di telepon juga gak di angkat," keluh Rika sambil melirik benda pipih yang baru saja di lemparnya ke kasur empuk Aletta. Tentu saja bukan di lantai, dia tidak segila itu hanya karna Satria.
"Posthink aja sih, kali aja dia lagi nongki. Lo kok jadi lebay gini sih? Jatuhnya alay tau gak?" tanya Elvina heran, tidak biasanya Rika lebay kalau masalah cowok. Kalau tadi ini Aletta, mereka masih wajar karna Aletta memang lebay.
"Gak tau! Pokoknya gue kesel banget sumpah! Dari semalem juga cuek banget ngebales chat gue. Ih! Kesel! Dia gak tau apa ya semalem perut gue sakit banget!" Rika tiba-tiba menangis membuat ketiga orang itu terbelalak kaget.
"Dasar bucin!" ketus Elvina.
Rika menatapnya garang. "Dasar jomblo!"
Sella mendekati Rika lalu mengelus pundak gadis itu hendak menenangkan, "jangan nangis dong, masa gara-gara gitu doang lo jadi cengeng? Ini bukan lo banget tau Rik, gue curiga jiwa lo ketuker sama Aletta." Ujar Sella yang malah membuat Rika semakin meraung. Sedangkan Aletta yang sedang live di Instagramnya melirik sinis pada Sella, merasa tidak terima namanya di sebut-sebut.
"Ta-tapi perut gue itu sakit banget! Gue pengen nonjok Satria sekarang juga!" Ucap Rika sambil mengusap air matanya kasar, lalu berdiri untuk mengambil ponselnya yang tadi di lemparnya di atas kasur.
Elvina yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Rika mulai paham kenapa gadis itu menjadi cengeng. "Pantes, lagi ada tamu dia," ucap Elvina membuat ketiga orang itu menoleh.
"Lo gak pake pembalut?" tanya Elvina, Rika mengernyit lalu menggeleng. "Gue lagi gak dapet tuh," ucap Rika.
"Tuh! Lo tembus," kata Elvina membuat Rika memutar kepala melihat rok sekolahnya yang ada sedikit bercak darah, tapi untungnya tidak tembus sampai ke karpet yang di duduki nya tadi.
"Astaga!" Rika menepuk keningnya.
"Pantes lo sensi banget," ketus Aletta sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Rika nyengir, sedangkan Sella tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.
"Lo punya pembalut gak Lett?" tanya Rika. Aletta segera memeriksa stok pembalutnya, "aduh, sorry Rik, stok pembalut gue abis." Ucap Aletta membuat Rika mendesah kecewa.
Ponsel milik Rika bergetar, matanya berbinar melihat siapa yang meneleponnya.
"Satria!"
"....."
"Lo, hiks hiks, lo kenapa gak ngangkat telepon gue?!" Rika kembali menangis, mendengar suara Satria membuat kekesalannya bertambah, tapi tidak mendengar suara Satria justru membuatnya juga sangat amat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."