"Hiks, hiks, emang lo cowok sialan anjir, mati kek lo! Eh jangan Bambang ntar cewek lo jadi janda," Hampir setengah bungkus tissue di habiskan oleh Rika, seperti biasanya, ia menonton drakor. Elvina sedikit melihat drakor tersebut dan berpura-pura seolah sedang menangis, melihat itu lantas Rika memeluknya.
"Sedih banget kan, emang cowok nya jahat banget!" Rika terisak.
"Gue nangis bukan karna itu Bambang," ucap Elvina membuat Rika melepaskan pelukannya sambil menatap Elvina heran dengan mata yang memerah.
"Sedih aja punya temen yang begonya kayak lo gini," ucap Elvina membuat Rika menatapnya berang.
"Heh! mangkanya lo hayati baik-baik! Biar dapet feel nya!" ucap Rika sambil menoyor kepala Elvina membuat cewek itu mendengus sebal sambil memutar bola matanya.
Elvina melirik Sella yang sedang membaca novel dan Aletta sedang menonton tutorial make up sambil menerapkannya. Elvina berdecak sebal, padahal mereka akhir-akhir ini jarang quality time sekalinya ngumpul eh, malah sibuk sendiri-sendiri. Saat ini mereka sedang berada di rumah Rika.
Elvina melompat-lompat di atas tempat tidurnya, mencoba menghilangkan stressnya sedari tadi sebuah pikiran terus-terusan menggerayangi pikirannya.
"AAAAA SETAN!!!! JANGAN LOMPAT-LOMPAT DONG!!! LIAT NIH BIBIR GUE UDAH KAYAK BEBEK!!!" pekik Aletta saat Elvina tak sengaja menyenggolnya, Aletta sedang melihat tutorial make up art yang bergambar bunga dan kupu-kupu di wajah ia ingin mempraktekkannya untuk melatih skill nya dalam ber make up namun Elvina mengacaukan rencananya.
Elvina, Rika dan Sella mendekat kepada Aletta dan tertawa terbahak-bahak melihat lipstick merah yang sudah belepotan sampai ke pipi.
"NGAKAK ANJIR HAHAHAHAHA!" Elvina memegang perutnya yang terasa keram sedangkan Rika diam-diam sudah mengabadikan foto Aletta."Lo tuh ya! bisa duduk tenang gak sih? Pantat lo bisulan?!" gertak Aletta sedangkan Elvina mencoba meredakan tawanya sambil mengusap matanya yang sedikit berair.
"Yah abisnya lo semua sibuk sendiri, sebel." Elvina mengerucutkan bibirnya sebal. Seketika mereka tersadar, dan meringis pelan. Akhirnya mereka menghentikan kegiatan masing-masing dan duduk membentuk lingkaran.
"Gue pengen jadi Queen. Gue tau kalau Kak Melvin bakal jadi King di sekolah," ucap Elvina sambil menghela napas.
"Lo gila? King and Queen kan di pilih dari kelas 1, 2, 3. Jadi pasangan lo itu yah anak kelas 1 la, bego!"ucap Aletta ketus. Dari dulu itu sudah ketentuannya kalau pasangannya King and Queen harus teman satu angkatan, tidak boleh berpasangan dengan Kakak kelas atau bahkan adek kelas.
"Ck! Kesel gue, tahun lalu pasangan Kak Melvin si nenek lampir itu! Masa ntar sama dia lagi!" ucap Elvina kesal.
"Stevi maksud lo?" tanya Rika yang di angguki oleh Elvina.
"Elah, King and Queen itu bisa berubah kapan aja orangnya, gak monoton itu mulu!" ucap Sella.
"Yahh tapi kan, Stevi masuk nominasi, Sel!" Elvina berdecak sebal.
"Astaga Elvina! kalau pun iya, mereka itu jadi pasangan King and Queen di sekolah, cuma sekedar itu doang bego! Mereka gak kawinan! Lagi pula mana mungkin Melvin mau sama nenek lampir kayak dia! Lebih cantik lo dari pada dia!" cerca Aletta.
Elvina tampak terdiam sejenak dan mengambil cermin dari tasnya lalu bercermin di cermin tersebut. "Hem iya juga ya, gue juga ngerasa gitu. Cermin, cermin, siapa yang paling cantik?" tanya Elvina kepada cermin itu.
"Elvina dong," jawab Elvina sendiri dengan suara yang di buat-buat.
"Okey, gue tarik kembali kata-kata gue yang bilang lo cantik!" ketus Aletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."