Melvin menghembuskan asap rokoknya ke udara, sesekali ia menghela napas. Kejadian semalam masih terngiang-ngiang di kepalanya. Semua yang di lakukan nya sebenarnya di luar kendalinya. Semalam ia benar-benar khawatir karena membuat Elvina menunggunya terlalu lama tetapi setelah ia bertemu dengan cewek itu, cewek itu malah mengatakan hal yang tidak penting.
Melvin kembali menghela napas, perasaan bersalah mulai muncul di hatinya, apalagi ketika melihat Elvina pingsan semalam dan ia malah mengira itu hanya sebuah kepura-puraan.
Bagas melirik Melvin, sudah hampir 6 batang rokok dia habiskan. Bagas tahu, Melvin sedang banyak pikiran atau punya masalah.
"Lo kenapa Vin?" baru saja Bagas ingin melontarkan pertanyaan itu, Satria sudah deluan bertanya. Huh, teman-teman nya cukup peka.
"Gakpapa."
"Idihh, kayak cewek aja lo! Di tanyain kenapa jawabnya pasti Gakpapa."
Melvin melayangkan tatapan tajamnya kepada cowok itu, saat ini ia sedang tidak ingin bercanda. Galang terdiam sambil menatap ke arah lain.
Bagas menghela napas berat, "sebenernya kita ini siapa lo sih? Kalau ada masalah itu cerita, jangan di Pendem sendiri. Kan lo sendiri yang bilang, sahabat itu tempat muntahin kebahagiaan dan kesedihan. Tapi lo apa? Kita ini sahabat lo bukan, sih?"
Galang rasanya ingin bertepuk tangan mendengar kata-kata bijak Bagas, namun mendapat pelototan dari Tito membuat cowok itu memilih meremas tangannya sendiri di bawah meja.
Melvin menginjak puntung rokoknya, ia menghela napas berat, "Gu—"
Bugh!
Satu pukulan berhasil melayang di wajah Melvin sampai cowok itu hampir terhuyung ke belakang. Gila memang, Reno benar-benar nekat datang ke kantin belakang, kantin khusus anak Barinton, dan yang lebih parahnya lagi dia datang langsung mukul Melvin. Itu sih namanya bundir.
"Apa-apaan lo anjing?!" bentak Melvin yang sudah terpancing emosi.
Anak Barinton yang lain mulai mengerubungi mereka berdua.
"Lah ini si goblok kenapa?!" seru Galang dengan dahi berkerut heran. Bingung dengan Reno yang tiba-tiba datang lalu memukul Melvin. Cari mati banget.
"Wah, berani amat lo kesini. Udah keras banget tulang lo?" tanya Satria menatap remeh ke arah Reno.
Bugh!
Galang menonjok perut Reno sampai pria itu tersungkur. Tidak tinggal diam, Satria dan Tito memegang tangan Reno. Galang memukulnya bertubi-tubi. Wajah cowok itu sudah babak belur di keroyok sahabat-sahabat Melvin.
"Udah woi udah ntar anak orang mati," Bagas mencoba memisahkan mereka.
Melvin tersenyum miring, "tujuan dia kemari kan emang nyari mati."
"Biar gue yang urus nih bocah," ucap Melvin dan melangkah mendekat ke arah Reno yang sudah terduduk lemas.
Melvin berjongkok dan menarik kerah baju Reno membuat cowok itu jadi berdiri.
Bugh!
"Ini buat lo yang berani nonjok gue!"
Bugh!
"Ini buat lo yang berani masuk kawasan gue!"
Bugh!
"Dan ini buat adek kelas yang lancang sama kakak kelasnya!"
Reno terkekeh sinis dan meludah, ludahnya sudah bercampur dengan darah.
Bugh!
Dengan sisa tenaga yang Reno punya ia menonjok wajah Melvin. "Ini buat lo yang udah bikin Elvina masuk rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."