8

15.5K 570 8
                                    

Elvina menatap langit-langit kamar nya, Ia sedang bosan saat ini. Tiba-tiba Ia merindukan Almarhumah Mamanya. Elvina mengambil foto pernikahan Mama dan Papanya dulu.

"Ma, Vina kangen." Ia meraba wajah Mamanya di foto itu berharap Ia benar-benar bisa meraba wajah Mamanya. Elvina mengusap matanya yang entah sejak kapan sudah berair.

"Kenapa ya Ma harus Mama yang pergi? Harusnya aku aja yang pergi Ma, buat apa juga aku hidup kalau sakit-sakitan," Elvina menghela napas, pikirannya terasa kacau saat ini juga Ia merindukan Mamanya. Elvina merasa menyesali hidupnya yang selalu bergantung dengan obat-obatan. Terkadang Elvina merasa tidak berguna untuk hidup. Setitik air mata jatuh membasahi pipinya, Elvina mengusap air matanya. Elvina mengambil ponselnya dan menghubungi Sella.

"Sel, gue mau ke rumah lo ya, gue kangen Mama." Adu nya ke Sella seperti seorang adik yang mengadu pada Kakaknya.

"Iya Vin, sini ke rumah gue. Abis itu ntar gue temenin lo ziarah ke makam nyokap lo,"

"Oke." Setelah itu sambungan terputus. Hal biasa yang Elvina lakukan saat merindukan Mamanya adalah datang ke rumah Sella untuk bertemu dengan Ibu Sella yang sudah Elvina anggap sebagai Ibunya dan setelah itu Sella akan menemaninya untuk berziarah ke makam  Mama Elvina.

Jika Elvina sedang merindukan Mamanya, maka Ia akan meminta Papa nya atau Sella untuk menemaninya. Namun saat ini Ia sedang ingin main ke rumah Sella dan juga Papanya yang sedak sibuk bekerja.

Hari ini Elvina tidak ingin di antar dengan supirnya, Ia mengendarai mobil Jazz berwarna putih susu pemberian Papanya itu menuju rumah Sella.

Setelah sampai di rumah Sella, Elvina turun dari mobilnya. Sudah hampir 3 minggu Ia tidak berkunjung ke rumah Sella. Ia menatap rumah sederhana yang terlihat sangat bersih dan rapi, Ibu Sella sangat rajin merawat rumah nya.

"Assalamualaikum,"

Walaupun Elvina terlihat begajulan, namun sopan ketika bertamu ke rumah orang cukup penting baginya.

"Walaikumussalam," seorang Wanita paruh bayah keluar rumah dengan daster yang dikenakannya, lantas Elvina tersenyum senang. Elvina mencium tangan Melly Zulfia—Ibu Sella dan memeluknya. Melly membalas pelukan Elvina dan mengelus punggung Elvina penuh kasih sayang. Melly sudah menganggap Elvina sebagai anaknya sendiri, karna Elvina anak yang baik dan sering membantu keluarganya, dan juga setelah mengetahui bahwa Elvina adalah anak piatu membuat rasa sayang Melly semakin besar kepada Elvina.

"Kamu udah makan?" Tanya Melly sambil mempersilahkan Elvina masuk.

"Belum, Bu." Ucap Elvina.

"Bagus deh, Ibu hari ini masak enak, ayo kita makan bareng. Bentar Ibu panggilin Sella dulu." Ucap Melly yang di angguki Elvina.

Elvina pergi ke dapur menyiapkan piring dan gelas, Ia mencium masakan Melly yang terasa sangat lezat.

"Eh Vina gak usah repot-repot. Biar Ibu aja yang siapin makanan buat kalian," ucapan Melly membuat Elvina terkekeh. Melly selalu seperti itu, tidak ingin merepotkan orang lain dan selalu ingin mengerjakan sendirian agar orang lain tidak terbebankan.

"Ibu ih kayak sama siapa aja deh,"

"Cocok lo jadi pembantu," ucap Sella sambil mengacak rambut Elvina yang membuat Elvina mengerucutkan bibirnya sebal.

MELVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang