Hari ini, hari yang selalu di nanti oleh anak-anak SMA ANGKASA. Acara ulang tahun sekolah sudah di mulai sejak tadi pagi. Semua kelas wajib berpartisipasi dalam acara ini. Maka dari itu acara di mulai dari pagi, karena sangat banyak penampilan dari masing-masing kelas. Dan malam ini adalah acara terkahir, yaitu prom night.
Melvin, cowok itu berada di paling belakang bersama keempat sahabatnya itu. Sebenarnya ia terlalu enggan untuk datang, namun guru-guru dan teman-temannya sudah mewanti-wanti nya untuk datang. Ia duduk di sebuah kursi dengan tangan bersedekap, menatap tanpa minat pada MC yang sibuk berceloteh di atas panggung sana. Sesekali ia menajamkan matanya kala mendengar pekikkan-pekikkan dari cewek-cewek yang menatap mereka lapar.
"Masya Allah, indah banget. Mau pingsan gue woi,"
"Gila! Gila! Gila! Demi sempak koyak berkelap-kelip, itu lima pangeran gue ganteng banget woi. Mau nangis gue,"
"Kak Melvin, astagfirullah aladzim, makin keliatan gantengggg make jas hitam. Kayak mau ngajak gue kawin!!"
Melvin menoleh tajam, "mulut lo pada bisa diem gak?" sinisnya tajam menoleh pada cewek-cewek centil itu. Ketiga cewek itu langsung takut, lalu ngacir pergi.
"Elah, Vin. Kok lo jutekin sih, kan belum gue godain tuh cewek-cewek," Galang mengerucutkan bibirnya sebal.
"Gue cabut bentar ya," ucap Bagas yang membuat mereka menoleh pada cowok berjas abu-abu itu.
"Mau kemana lo?" tanya Satria.
"Nyusulin Sella," balas cowok itu dan segera berlalu dari keempat sahabatnya. Tak lupa ia membeli sebuah air mineral di stand makanan, untuk Sella yang terlihat sangat lelah. Yah wajar, cewek itu panitia acara, jadi dari tadi pagi udah pontang-panting bantu buat acara.
"Tau deh yang lagi poling in lop," ujar Galang sembari mengedarkan matanya.
Galang berdiri, "gue nyari gandengan dulu ya!" seru Galang dengan semangat dan ikut berlalu.
"Lo gak sekalian cabut, Sat?!" tanya Tito dengan sedikit ngegas.
"Engg-Iya gue mau cabut juga, deluan ya!" ucap Satria saat matanya melihat Rika berada di stand makanan.
"Huh! Cabut ae lo semua," gumam Tito menghembuskan napasnya kasar.
"Lo Vin?!"
"Enggak,"
"Alhamdulilah, gue ada temen. Kita duduk manis aja disini ya Vin," Tito merangkul Melvin sembari tersenyum senang.
"Tangan lo, gila!" ketus Melvin sembari menyentak kasar tangan Tito membuat cowok itu menggerutu sebal.
"OKE TEMAN-TEMAN INI BAGIAN ACARA TERAKHIR YAITU PEMILIHAN KING AND QUEEN OF THE YEAR!!!" Seru sang MC yang di sambut tepuk tangan para penonton dengan semangat. Sebab ini bagian acara yang sangat di nanti-nanti oleh mereka semua.
"Oke sebelumnya saya akan membacakan nama-nama yang masuk dalam nominasi sebagai calon King of the year dari kelas sepuluh, sebelas dan dua belas,"
"Dari kelas sepuluh ada, Mike, Adipati, Gerald, Reno, dan Atthala!!!" Tepukan tangan kembali menggema di lapangan itu, pasalnya nama-nama yang di sebut memiliki wajah yang tampan-tampan, aktif di organisasi dan ekskul, serta pintar.
"Dari kelas sebelas ada Melvin-"
"WUUUUUUUUU KAK MELVIN KUUUUU!!!"
Teriakan-teriakan dari para fans Melvin terdengar sangat kuat.
"Wah ternyata fans Melvin sangat banyak ya," ujar sang MC.
MC itu kembali berucap, "Saya ulangi, dari kelas sebelas ada Mel—"
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."