22

13.7K 455 4
                                    

Sementara itu, Melvin memanjat pagar belakang dan melompatinya. Berjalan ke rumah tua dan menyalakan motor ninja merah milik Satria. Melvin meng-gas motor itu dengan kecepatan di atas rata-rata. Jalanan masih terlihat sepi, mungkin karna orang-orang masih sibuk bekerja dan sekolah. Ini juga belum terlalu siang.

Melvin memarkirkan motor Satria, ia masuk ke sebuah tempat gym. Dengan tatapan datarnya, ia berjalan masuk.

"Hey, what's up bro? Udah lama gak keliatan," ucap seorang cowok yang umurnya berada 2 tahun di atas Melvin. Cowok itu merangkul Melvin ramah. Cowok itu adalah anak dari pemilik gym ini.

"Sibuk gue,"

"Hahaha, emang anak SMA kayak lo sibuk apaansi?" tanya cowok itu sambil tertawa.

"Banyak," ucap Melvin ketus. Beberapa wanita menatap dua laki-laki tampan itu dengan tatapan memuja sambil cekikian.

"Richard, lepasin tangan lo. Gue gak mau disangka homo," ucap Melvin yang langsung membuat cowok bernama Richard itu melepaskan rangkulan tangannya.

"Ups, sorry."

"Hm,"

"Gue mau beli baju," ucap Melvin.

"Silahkan, lo gak lupa kan dimana tempat baju-baju?" tanya Richard seolah menyindir membuat Melvin terkekeh pelan, pasalnya sudah hampir 3 bulan Melvin tidak mengunjungi tempat ini.

Melvin berjalan ke sebuah ruangan yang menyimpan banyak baju-baju olahraga. Ia memilih boxer hitam dengan baju kaos hitam.

"Woah ganteng lo," ucap Richard sambil bertepuk tangan. Ia memerhatikan Melvin yang saat ini sedang mengangkat barbel yang tidak bisa di bilang ringan.

"Lebay,"

"Gimana Barinton sekarang?" tanya Richard. Sekilas info, Richard merupakan salah satu anggota geng Barinton sewaktu SMA dan Richard merupakan alumni SMA Angkasa.

"Gak gimana-gimana."

"Geng

"Oh iya Vin, Alexa nyariin lo dari kemarin. Kangen katanya," ucap Richard. Alexa adalah adik Richard yang seumuran dengan Melvin, hanya saja mereka berbeda sekolah. Dulu, seharusnya Alexa sekolah di SMA Angkasa namun ia tidak ingin satu sekolah lagi dengan Richard karna itu membuatnya tidak leluasa untuk bergaul. Dulu Alexa sangat menggilai Melvin, tapi sayang sikap Melvin yang sangat dingin dan cuek membuatnya tidak tahan. Alexa, gadis kelas 11 SMA itu memilih mundur dan berpacaran dengan orang lain. Melvin senang mendengar berita itu, ia menjadi tidak risih lagi saat dekat dengan Alexa.

"Oh,"

"Idih? Oh doang? Cemburu lo adek gue jadian sama cowok lain?"

"Di kamus gue gak ada yang namanya cemburu, Chard." Ucap Melvin sambil menyeka keringat yang bercucuran di dahinya. Richard terkekeh mengiyakan perkataan Melvin. Toh Richard sendiri tau kalau Melvin tidak mencintai gadis manapun.

"Iya deh,"

"Boxing," ujar Melvin.

"Hah?"

"Ayo boxing,"

"Astaga! lo ngomong jangan setengah-setengah dong, gue gak ngerti." Ujar Richard sambil mengacak rambutnya kesal.

"Mau atau gak?"

"Ayo! Tapi jangan kuat-kuat ya mukulnya. Gue gak mau di pijet lagi, gue gak suka bau minyak urut," ucap Richard dengan tampang sebalnya, dulu pernah sekali dia adu boxing dengan Melvin. Dan dia imbang dengan Melvin. Kaki Richard yang terkilir, pelipis yang berdarah dan wajah lebam-lebam. Tapi bukan berarti kemampuannya dalam boxing tidak jago. Sedangkan Melvin, hidungnya berdarah dan wajahnya lebam-lebam.

MELVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang