"Mau gue anterin pulang?" Elvina menoleh kesamping, mendapati Reno yang berada di atas motornya.
Elvina menggeleng. "Enggak usah, hari ini gue di jemput Papa. Mending lo pulang deh, istirahat, itu luka nya ntar di kompres lagi ya di rumah," kata Elvina yang entah kenapa membuat perut Reno terasa menggelitik.
"Makasih,"
Elvina mengernyit, "buat?"
"Perhatiannya."
Elvina tertawa pelan sambil menoyor pelan kepala Reno. "Lebay ah!"
Reno hanya tersenyum geli. "Yaudah, mau gue temenin gak sampe Papa lo dateng?" tanya Reno, sontak Elvina menggeleng. "Gak usah, ih. Gue bukan anak kecil kali, pake di tungguin segala lagi!"
"Hahaha, emang lo anak kecil!" ledek Reno.
"Enak aja! Lo yang kegede--"
Tiba-tiba Reno mengumpat kasar saat sebuah motor dengan sengaja melaju dengan kencang, sehingga membuat motornya terciprat genangan air yang kotor.
Saat Reno ingin mengejarnya, tangannya di tahan oleh Elvina. Wajah cewek itu terlihat panik, dia menggeleng kencang. "Jangan! Jangan di kejar!" Cewek itu tahu betul siapa pemilik motor itu.
"Please..." mohon Elvina dengan wajah memelas, dia tidak ingin ada keributan lagi antara dua orang itu.
Reno tidak mengindahkannya, dia tetap melajukan motornya membuat Elvina spontan melepaskan tangannya, namun suara teriakan Elvina membuat Reno kembali menghentikan motornya.
"Kalau lo ngejer dia, gue gak bakalan mau ngomong sama lo lagi!"
Dari jarak tujuh meter, Reno kembali menoleh kepada Elvina. "Gue pulang deluan," kata Reno dengan sedikit berteriak. Elvina bernapas legah lalu menganggukan kepalanya.
Setelah Reno dengan motornya berlalu, Elvina melihat mobil Papanya sudah di gerbang sekolah, Elvina berjalan dan langsung duduk di kursi depan. Hari ini sungguh melelahkan, dia akan bercerita banyak kepada Papanya.
Saat Elvina menoleh ke samping, dia membelalakan matanya kaget, mulutnya terbuka membentuk huruf 'O'.
"Surprise!!!"
Jonathan tersenyum lebar, sedangkan Elvina mengedip-ngedipkan matanya lucu. "Un-uncle Nathan?"
Jonathan terkekeh lalu mengusap wajah gadis itu, "jangan mangap terus, ntar masuk nyamuk."
Elvina tak menggubris, dia masih terlihat syok. "Ini seriusan uncle?" Elvina menangkup pipi Jonathan lalu membolak-balik pipi Jonathan.
Jonathan menahan tangan Elvina lalu mengendus geli karna reaksi Elvina yang kelewat lebay. "Iya, ini uncle,"
Elvina melepaskan tangannya. "Kok bisa disini?!"
"Uncle sekarang pindah ke Indo." Jawab Jonathan santai.
"HAHHH?!"
Jonathan meringis mendengar suara toa Elvina. "L-loh k-kok bisa pindah? Ter-terus pekerjaan uncle gimana?"
"Yaa.. uncle pindah kerja juga di rumah sakit Indo, toh biar kamu gak harus ke Amrik juga buat check up. Uncle juga bosen disana, pengen nyari suasana yang baru." Jelas Jonathan.
Elvina mengernyit, "terus yang jagain Oma sama Opa siapa? Kasian dong di tinggalin," protes Elvina.
Jonathan mendengus, "kita banyak keluarga di sana, Vina. Toh salah satu alasan Uncle pindah, juga karna kemauan Oma kamu yang minta Uncle buat nyari istri orang Indo." Ucap Jonathan sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."