Pukul 04:00 pagi Elvina sudah berkutat dengan bahan-bahan masakan yang akan di masakan nya untuk Melvin. Mbok Ina—pembantu di rumah Elvina megernyit heran saat melihat Elvina sedang sibuk memasak.
"Non mau masak apa? Sini biar Mbok aja yang masak, ini kan tugas Mbok," ucap Mbok Ina ingin mengambil alih pekerjaan Elvina.
"Eh, eh gak usah, Mbok. Ini aku mau masak buat orang spesial, mending Mbok duduk aja ntar Mbok cicipin masakan aku, kalau ada yang kurang pas Mbok bilang aja. Okey?" Ucap Elvina yang di angguki Mbok Ina.
Mbok Ina menatap Elvina yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Mbok Ina sudah bekerja dengan keluarga Aris Bramasta Adiguno dan Farah Vinansyah— Almarhumah Ibu Elvina, saat Elvina masih di dalam kandungan Almarhumah Ibu nya. Terkadang Mbok Ina merasa kasihan dengan Elvina yang tumbuh besar tanpa kasih sayang seorang Ibu, namun melihat betapa sayang nya Papanya dengan Elvina membuat rasa kasihan Mbok Ina tidak berlarut lama.
"Mbok coba in deh, ada yang kurang gak?" Elvina menyodorkan sesuap nasi goreng yang terlihat lezat itu. Mbok Ina mengangguk-anggukan kepalanya, tanda Ia menikmati masakan Elvina.
"Enak, Non. Tapi agak di tambahin garam dikit biar rasanya makin pas," ujar Mbok Ina yang langsung dituruti oleh Elvina.
Elvina memasukkan nasi goreng dengan telur berbentuk love ke dalam kotak bekalnya, Ia menambahkan beberapa hiasan tomat, timun, nugget dan sosis.
"Buat siapa sih, Non? Spesial banget kayaknya, masak nya aja pake bumbu cinta. Buat pacar ya?" Mbok Ina tersenyum menggoda membuat Elvina tersipu malu.
"Hehehe... lagi proses nih, Mbok. Doain aja berhasil." Ucap Elvina yang di angguki oleh Mbok Ina.
"Aamiin, semoga berhasil Non."
~
Elvina terlihat gelisah menatap jam tangannya yang menujukkan pukul 9:37, delapan menit lagi bel istirahat akan berbunyi. Namun Elvina harus mengantar bekal ini sebelum istirahat.
"Lo kenapa dah? Mau boker?" Tanya Sella sadar akan kegelisahan Elvina. Elvina menggeleng sambil menunjuk kotak bekalnya.
"Buat Melvin?" Tanpa di jawab pun, Sella sudah tau jawabannya.
"Gue pergi dulu ya, ntar kalian deluan aja ke kantin." Elvina permisi kepada guru yang mengajar sambil menyembunyikan kotak bekal di balik badannya. Setelah di izin kan oleh guru itu, barulah Ia bernapas lega.
Aletta dan Rika berbalik menatap Sella dengan tatapan bertanya setelah melihat kepergian Melvina.
"Biasa, Melvin." Ucap Sella yang di mengerti oleh kedua orang yang duduk di depan Sella.
Sementara itu Elvina menunggu di depan kelas Melvin. Bel istirahat pun berbunyi, semua siswa-siswa berhamburan keluar kelas, termasuk Melvin dkk. Elvina menarik tangan Melvin yang membuat Melvin langsung menepis nya.
"Apa?" Tanya Melvin, Elvina menyodorkan kotak bekal nya, "Ini buat Kakak, aku yang masak sendiri loh," Elvina tersenyum lebar.
Melihat tidak ada respon dari Melvin, lantas Elvina memegang tangan Melvin dan menyerahkan kotak bekalnya.
"Beli di kantin mana itu?" Pertanyaan Satria membuat Elvina memicingkan matanya tajam.
"Ini gue masak sendiri!" Ketus Elvina.
"Bisa masak juga lo?" Kini pertanyaan meremehkan dari Tito yang membuatnya sedikit emosi.
"Bisa la anjir, jadi itu apaan?!" Gertak Elvina.
"Shellaw dong, gak usah ngegas." Tito terkekeh.
"Buat kita-kita gak ada Vina?" Tanya Bagas.
"Gak ada, beli sono di kantin Madam Butet." Ucap Elvina.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."