Assalamu'alaikum, halooo!
Jadi gini, setelah aku pertimbangin lagi aku mutusin buat hapus chapter 40 yang sebelumnya, karna aku salah update hehe. Emang harusnya update yang ini dulu, maaf ya aku khilaf karna terlalu semangat buat update scene yang ada Elvina dan Melvin nya, hehehe🙏🙏🙂
Jadi biar kalian gak bingung kenapa Elvina yang ngawasin Melvin buat jalanin hukumannya.
Chapter setelah ini, chapter 40 yang kemarin aku apus kok, jadi yang mau baca ulang nanti gapapa, yang gamau juga gapapa.
Sekali lagi maaf ya temen-temen🙏🙂____
Hari ini Melvin kembali bersekolah seperti biasanya. Tepat saat suara bel masuk berbunyi, motor cowok itu sudah terparkir di parkiran sekolah.
Mata elang cowok itu melirik guru dari arah berlawanan yang akan masuk ke dalam kelasnya. Melvin mempercepat langkahnya, lalu mulai memasuki kelas. Melempar tasnya yang hanya berisi dua buku, Melvin duduk di kursi nya.
"WOY ADA ANAK BARU WOY!" Teriak Galang heboh membuat Melvin memutar bola matanya malas. Sedangkan Satria, Bagas dan Tito terkekeh.
Yang lain hanya terkekeh melihat tingkah absurd Galang yang tidak ada habisnya.Seorang guru pria masuk ke dalam kelas mereka.
"Pak ada murid baru Pak!" celetuk Galang membuat guru itu membenarkan letak kaca matanya.
"Siapa? Coba perkenalan dulu," kata Pak Guru bertubuh gemuk itu.
"Ini Pak, di barisan paling belakang. Udah dari tiga hari yang lalu kursi itu kosong Pak. Sekarang di isi sama murid baru!" Kata Galang menunjuk Melvin.
"Buruan perkenalan dulu woi!" seru Satria heboh
"Hahahahaha!"
"Ah! Kamu Galang, Bapak pikir beneran murid baru. Jangan bercanda terus!" tegur Pak Guru itu. Inilah alasan Galang berani bercanda dengan guru bertubuh gemuk itu, Bapak itu tidak suka marah-marah seperti guru lainnya. Karna bapak itu santuy, mangkanya subur.
"Hehehe, peace Pak!"
"Gue hajar lo!" ancam Melvin, Galang nyengir sambil menunjukkan jari tengah dan telunjuknya.
"Ayo anak-anak, buka buku paketnya halaman tiga puluh dua!" Pak Guru itu menginstruksi, murid-murid barisan paling depan mulai membuka bukunya dengan semangat. Sedangkan beberapa murid yang di belakang mulai menguap sambil menyandarkan kepalanya di meja. Galang dan Satria contohnya. Sedangkan Tito mencoba fokus mendengarkan, walaupun sesekali matanya mulai terkantuk-kantuk. Ini karna semalam Galang dan Satria mengajaknya mabar sampai tengah malam.
Bagas mengeluarkan buku paketnya yang selalu di tinggalnya di dalam laci. Lalu meletakkanya di tengah meja. Sebab buku-buku milik Melvin sangat jarang di bawanya ke sekolah dan masih tersusun rapih di rumah.
"Kapok gak?" tanya Bagas membuat Melvin melirik sekilas ke arahnya.
"Gak, kurang puas malah." kata Melvin sambil bersedekap, menatap lurus ke depan.
Bagas mengernyit. "Kurang puas libur?"
"Kurang puas mukulin tuh junior tengil." Kata Melvin datar, Bagas heran, kenapa Melvin sepertinya sangat marah pada Reno? Padahal hanya masalah sepele yang memang bukan sepenuhnya salah Reno, biasanya kalau abis berantem Melvin itu udah nganggap selesai setelah dia udah nonjok lawannya. Tetapi kalau permasalahannya masih mengganggu pikiran Melvin, maka cowok itu tidak akan puas kalau sekedar nonjok sedikit seperti kemarin.
"Kayaknya lo yang salah deh, Vin. Dan lo udah nonjok dia sampe bonyok tuh muka, tapi kok lo masih kesel? Karna di skors?"
Melvin menggeleng, "gak tau deh, kesel aja liat muka nya. Songong." Melvin mendengus kesal mengingat kejadian beberapa hari yang lalu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."