Elvina mengadahkan pandangannya ke langit yang sedang bertabur bintang, dia menghela napas pelan, tidak ada yang spesial hari ini. Rasa rindunya terhadap teman-temannya memang sudah terobati, namun tidak dengan seorang Cowok yang telah berhasil dia abaikan tadi.
"Ternyata sesulit ini ya." Elvina terkekeh pelan, rasanya memang begitu sulit, mengabaikan cowok yang selama ini dia kejar. Di pertemuan mereka tadi, Elvina mati-matian menahan dirinya untuk tidak memeluk cowok itu, menyalurkan rasa rindu yang kian menumpuk. Untungnya ada Reno yang tiba-tiba datang, jadi Elvina bisa menjauhkan keingannya untuk kembali mengejar Melvin.
"Terkadang gue ngerasa kalau dia di ciptain buat gue. Tapi sikapnya yang kayak gitu ngebuat gue sadar, kalau dia memang bukan di ciptain buat gue."
"Ternyata perjuangan gue selama ini berakhir sia-sia." Elvina terkekeh pelan, membayangkan betapa bodohnya dirinya selama ini.
Elvina menghirup udara banyak-banyak lalu tersenyum pilu. "Sesuatu yang memang bukan di ciptain buat gue, emang gak bakal menjadi milik gue,"
"Sampai sini aja perjuangan ku, Kak. Terimakasih karna pernah menjadi salah satu semangat hidup ku."
Elvina sudah memutuskan pilihannya ini. Dia akan melupakan Melvin pelan-pelan, walaupun itu sulit. Lagi pula, ini juga kemauan Melvin kan?
Memang benar perkataan Melvin, kalau Elvina itu egois dan selalu memaksakan kehendaknya. Kali ini Elvina ingin belajar untuk tidak menjadi orang yang egois. Bahagia Melvin, juga kebahagiaan Elvina. Jika Melvin bahagia kalau Elvina menjauhinya, maka Elvina akan mewujudkan kebahagiaan Melvin itu.***
"OYYY ELVINA UDAH NONGOL!!" Galang berseru kegirangan dengan wajah konyolnya. Elvina dengan keempat temannya yang sedang berjalan ke kantin menoleh, mendapati Melvin CS yang hendak menuju ke kantin belakang.
"Heboh banget sih! Kayak gak ketemu setahun aja!" Aletta bersedekap, lalu menatap sebal ke arah Galang karna teriakannya berhasil mengundang tatapan siswa lain. Yang di tatap hanya memeletkan lidahnya "kenapa? Cemburu ya?" goda Galang, menaik turunkan kedua alisnya.
"Najis!"
"Woy! kemana aja lo?" Tanya Satria.
"Abis dari kayangan, kenapa? Kangen ya?" Elvina tersenyum jahil.
"Dih, najis! Bukan gue yang kangen, tapi nih! Nih!" Satria menunjuk Melvin dengan ekor matanya.
"Iya! Lo gak tau aja Melvin itu uring-uringan banget pas lo gak ada." Galang ikut menimpali.
Melvin menatap tajam kepada Galang dan Satria membuat kedua cowok itu kicep.
"Hahaha. Yaudah kita mau ke kantin dulu ya, keburu masuk nih." Ucap Elvina sambil tertawa renyah. Padahal di dalam hati sudah deg-deg an harus berhadapan dengan Melvin, bawaannya pengen meluk, eh?
Semua orang yang ada disitu melotot tak percaya, kecuali Melvin dan Bagas.
"Yuk guys!" Elvina menarik ketiga sahabatnya yang hanya menatapnya heran. Pemandangan itu membuat mereka heran, bener-bener heran, mereka kira akan ada pertunjukan alay yang akan di lakukan Elvina kepada Melvin seperti biasanya. Tapi Elvina seolah mengabaikan cowok itu dan lupa dengan kebiasannya.
Tito tercengang, dengan mulut yang terbuka lebar. "I-itu serius? Setelah sekian lama dia pergi, pas balik kok malah cuek amat sama Melvin? Biasanya juga udah nempel-nempel kayak daki." Ucap Tito menatap kepergian cewek itu dengan terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVINA
Teen Fiction"Hargai selagi ada, karna sesuatu akan terasa berharga setelah kehilangan."