-Enam

235 40 8
                                    

Happy Reading^^

₩₩₩

Mendapat kepercayaan mengelola perusahaan baru beberapa bulan Zoya alami. Yakni setelah ia lulus kuliah. Sementara sebelumnya, Mario mempercayakan pekerjaan pada orang terpercayanya. Dan tentunya dengan pengawasan ketat dari Mario.

Meski pemula, namun bagi seorang perempuan cerdas seperti Zoya urusan kantor adalah hal mudah. Ia mampu mempelajari setiap masalah yang ada. Hanya saja, sangat disayangkan jika ia harus sering lembur. Itu yang menjadi beban baru bagi Mario sebagai papanya.

Meski keadaan jauh, Mario adalah sosol ayah yang paling waspada. Terlebih mengenai putri tunggalnya. Dan faktor kembalinya Mario keIndonesia salah satunya karena itu. Karena ia tau Zoya mulai lengah dengan pekerjaannya.

_____

Zoya merasa sangat bahagia hari ini. Mario, sang papa begitu memanjakannya. Mengajaknya berbelanja dari satu tempat ketempat lain. Sampai terakhir, keduanya mampir kesebuah Restoran untuk makan siang.

"Kamu senang hari ini.??" Tanya Mario pada putrinya.

Zoya yang sibuk makanpun segera berhenti dan menjawab pertanyaan itu.

"Seneng banget lah pa.. Oh ya, papa masih lama kan disini.??"

"Mm mungkin 3 hari lagi papa kembali kesana."

Terlihat raut muram diwajah Zoya ketika mendengar perkataan papanya.

Ia masih ingin bersama papa.

Ia merindukan papa.

Ia sangat butuh papa disisinya.

Semua perasaan itu Zoya luapkan dalam hati. Ia tak memiliki keberanian untuk mengatakan pada papanya. Karena ia tau, papanya memiliki kesibukan yang tak kalah padat. Dibandingkan harus bersamanya. Zoya tidak ingin egois. Bagaimanapun, papanya selalu berusaha memberi yang terbaik untuknya sejak kecil.

Tes..

Air bening milik Zoya lolos seketika menelusuri pipi putihnya. Saat itu juga, Mario bangkit dari duduknya dan mendekap Zoya yang masih duduk.

"Zoya.. kamu kenapa.?? Kamu sedih, karena papa mau pergi.??"

Zoya menggeleng pelan. Mario tersenyum melepas dekapannya. Ia menatap dalam mata putri satu2nya yang masih basah karena menangis.

"Papa melakukan ini untuk kamu Zoya.." Mario menyeka lembut air mata di wajah putrinya.

Ia berusaha kuat dihadapan Zoya. Walau ia juga berat karena harus meninggalkan Zoya sendiri.

"Sudah jangan sedih. Papa punya kejutan untuk kamu." Mario tersenyum.

Zoya memandangnya dengan tatapan heran.

"Kejutan apa pa.??" Keantusiasan Zoya membuat Mario senang.

Akhirnya putrinya lupa dengan kesedihannya.

"Tapi sebelum itu, kamu harus buat kesepakatan sama papa."

"Iihh papa gitu. Mentang2 pengusaha, apa2 harus ada kesepakatan dulu." Keluh Zoya sembari mengerucutkan bibir.

Mario hanya tertawa renyah karena wajah lucu yang Zoya sedang kesal.

¤¤¤

That Is NOT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang