Happy Reading ^^----------
Kali ini, Dimas tidak main2 dengan rencana barunya. Sebenarnya sejak dulu iapun tak pernah main2. Hanya saja langkahnya untuk menghancurkan perusahaan milik keluarga Dinata sangat berat. Meski begitu, ia tetap tak menyerah dengan keadaan yang ada. Hingga sekarang, ia dipertemukan dengan sosok pemuda bekulit hitam manis berkacamata bulat
Pemuda bernama Hariz Ramdyan yang kini menjadi partner barunya dalam bekerja. Karena untuk semakin mempermudah mengambil hati pemuda itu, Dimas memperkerjakannya diperusahaan yang ia kelola.
Tekadnya untuk menghabisi nyawa target terakhirnya sudah bulat. Prinsip Dimas adalah ia tak akan melepas mangsa yang sudah siap ia bidik sejak awal.
¤¤¤
Gadis cantik dengan rambut yang ia biarkan tergerai itu menerawang keluar jendela. Seolah tak ada rasa bosan baginya untuk menatap pemandangan malam ini.
Zoya masih merenungi peristiwa yang baru2 ini mengganggu fikirannya. Kebodohannya hari itu, benar2 melemahkan tekadnya untuk membalaskan dendam.
Ditengah kekalutan Zoya malam ini, pintu kamarnya perlahan terbuka dari luar. Terlihatlah wanita yang tak kalah cantik dengan gadis yang mematung dijendela kamarnya. Hanya saja ia lebih dewasa karena sudah menjadi seorang ibu.
Wanita itu, Dewi menoleh lalu menatap pada putranya dengan wajah prihatin. Keduanya memang sengaja mendatangi kamar Zoya usai makan malam. Sejak pulang tadi, gadis itu tak mau keluar dari kamarnya yang dikunci dari dalam. Zoya bahkan melewatkan makan malam bersama. Tapi karena sekarang kamar itu tidak lagi ia kunci, Dewipun akhirnya bisa membuka pintu kamar milik Zoya.
"Vin,, bunda gak tau apa yang terjadi sebenarnya. Tapi mungkin kamu lebih tau.. Kan seharian tadi Zoya pergi sama kamu." Ujar Dewi.
"Tapi Bu, masak iya Vino masuk kamar dia gitu aja.." elak Vino, meski sebenarnya dia ingin membujuk gadis itu.
"Vino... itu bukan masalah untuk sekarang ini. Karena ibu rasa, dia butuh seseorang yang bisa ia ajak bicara dari hati kehati." Dewi berusaha meyakinkan putranya.
Vinopun mengangguk setelah berfikir sejenak. Kaki jenjangnya mulai ia langkahkan, perlahan memasuki kamar bernuansa merah dan perak.
Gadis cantik yang masih duduk ditepi jendela besar kamarnya itu tidak menyadari kehadiran Vino. Angin malam menerpa wajah dan tubuhnya yang berbalut piyama. Ujung kain serta rambut panjangnya melambai-lambai dibuatnya.
Vino mengamati garis wajah Zoya dari arah samping. Karena posisi gadis itu yang bersandar pada dinding jendela. Wajahnya yang putih semakin cerah karena terpaan cahaya bulan. Cantik. Batin Vino.
Hening.
Pemuda tampan itu kini ikut mematung ditempatnya berdiri dengan dua tangan yang berada dalam saku celana. Ia terpesona dengan penampilan Zoya malam ini.
"E.ehm." deheman sang ibu membuyarkan dua insan itu dari lamunan mereka.
Zoya yang menoleh dibuat terkejut dengan keberadaan Vino yang berdiri didekat jendelanya.
"Vino disini.??" Batin Zoya.
Bodyguard tampannya itupun juga tekejut, dan langsung menolehkan wajah pada sang Ibu.

KAMU SEDANG MEMBACA
That Is NOT LOVE
Action19 September 2019 #1 Jirralova #2 Jirralovers "Gue gak terobsesi. Gue cin... "Itu bukan Cinta, Zoya.! Gue tegasin ke loe. Itu Bukan Cinta.!" Zoya membelalakkan mata mendengar bentakan Vino dikalimat itu. Vino melepas dekapannya sehingga Zoya terbeba...