TigaPuluhSatu

196 40 13
                                    


Happy Reading...

₩₩₩

"Kak Dimas.!!"

Pemuda yang merasa terpanggil itupun menoleh kesumber suara. Wajahnya menegang seketika saat tau siapa yang memanggilnya.

"Zoya, Vino." Lirihnya dengan ekspresi heran.

Lantas Dimas berdiri dari duduknya menghadap dua orang yang tidak ia sadari kehadirannya. Degup jantungnya seketika berlaju dengan cepat, namun ia tutupi sebisanya.

Vino tak menanggapi keterkejutan Dimas selain hanya diam dan menatap malas. Lain halnya dengan Zoya yang tersenyum smirk menghadapi sosok yang ia benci itu.

"Terbukti sekarang,, kalau ternyata loe, penjahat yang sesungguhnya disini." Ujar Zoya geram dan tatapan menusuknya untuk Dimas.

Mendengar hal itu, pemuda yang ia tuding sebagai penjahat justru terkekeh.

"Waah.. kenapa baru ketauan sekarang sih.? Rupanya loe lambat juga ya dalam berfikir." Ejek Dimas.

"Liat bodyguard loe yang setia itu.!" Ujarnya seraya menunjuk Vino.

Sesuai arahan Dimas. Zoya menatap Vino, bodyguardnya yang masih diam ditempat. Namun tawa kecil dari bibir Dimas menyita perhatian Zoya untuk kembali menatapnya.

"Loe liat kan.?? Dia, bodyguard loe itu.. ya, udah berapa kali dia ingetin loe Zoya.. dan udah berapa kali juga dia terluka karena nglindungin loe. Tapi apa yang loe lakuin.? Loe malah lebih percaya sama omongan gue yang gak seharusnya loe percaya. Loe emang cewek bodoh, tau gak.?!"

"STOP.! Jangan loe berani ngatain Zoya itu cewek bodoh.!" Bentak Vino.

Dengan gerakan cepatnya, sekarang ia mencengkram kerah baju Dimas dengan kuat hingga dagu pemuda itu sedikit terangkat.

"Zoya bukan cewek bodoh. Tapi loe yang terlalu licik ngelabui dia pake cara loe yang sok lembut itu. Ngerti loe.?!!" Vino mengingatkan.

Zoya yang menyaksikan kemarahan dimata bodyguardnya hanya bisa bertanya dalam hati.

'Vino marah.?? Tapi kenapa.? Apa karena kak Dimas ngatain gue.?'

Disisi lain, bukan takut yang Dimas tunjukkan. Melainkan ia melepas cengkraman tangan Vino dari kerahnya dan tertawa kembali.

'Nih orang bener2 udah gila.!' Vino mengumpat dalam hati.

"Loe bilang apa.?? Gue nglabuin dia dengan bersikap lembut.??"

Dimas terkekeh, seakan ada yang lucu dengan kalimat itu.

"Hei.! Denger ya, dari dulu gue emang cowok penuh kelembutan dan keramahan. Loe lupa.?! Hah.?!" Bentaknya pada Vino.

"Itu dulu, kak. Sebelum loe ditinggal pergi sama bokap lue, dan nyokap loe pergi gak tau kemana. Tapi sekarang loe lebih kejam dari seorang penjahat." Kali ini Zoya bersuara, dan berhasil mengejutkan Dimas dan Vino.

Dimas tidak mengira, kalau kisah suramnya diketahui orang lain. Dan itu Zoya. Sementara Vino juga terkejut, karena ia fikir Zoya hanya membaca sekilas saja dari apa yang ia tunjukkan. Tapi rupanya, gadis cantik itu sudah merekam semua yang ia lihat dalam otaknya.

Sejak kecil, Zoya memang memiliki kelebihan cepat dalam merekam sesuatu yang ia lihat meski hanya sekilas. Sungguh, kemampuan yang jarang dimiliki orang.

"Dari mana loe tau soal kisah hidup gue, sementara gue gak pernah ceritain hal itu kesiapapun." Heran Dimas.

Dengan kaki jenjangnya, Dimas melangkah mendekati Zoya. Namun Vino segera bergerak untuk mencegah langkah Dimas selanjutnya.

That Is NOT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang