Empat

295 37 5
                                    


Sebelum baca cerita, aku mau sampein kekalian semua.

Mohon maaf ya, jika dari kalian ada yang kurang selera dengan ceritaku. Karena gak pake nama asli JirRa.
Itu emang udah prinsip aku dari awal. Biar cerita lebih berwarna dan mudah diingat alur setiap cb nya.

Jadi buat kalian yang kurang faham, kuncinya minimal inget pemeran utamanya ya..

Happy Reading ^^

Sekarang____

₩₩₩

Kedekatan diantara Zoya dan Dimas sudah benar2 menjadi. Rasa senang tiada tara ketika bersamanya membuat Zoya silau. Ia tak ada sedikitpun sikap berhati2 dalam bertindak. Ia tidak menyadari bahwa Dimas adalah bahaya bagi dirinya.

Meski hubungan mereka masih sebatas teman dekat, tak menyurutkan tekad Zoya. Keinginannya untuk mendapatkan sosok Dimas membutakan Zoya dari semua pemuda yang mengejarnya. Bahkan kedua sahabatnya tak mau lagi ambil pusing mengoceh untuknya.

"Dari mana aja loe.??" itulah suara yang selalu menahan langkahnya.

Zoya menyingkap poni yang menutup matanya sebelum menoleh menghadapi orang itu. Vino, dialah orang yang selalu mengikuti kemana ia pergi tanpa sepengetahuannya.

"Bukan urusan loe.!"

Zoya kembali berjalan memasuki gerbang yang sudah terbuka.

"Pasti pergi sama Dimas." Suara itu lagi2 menghentikan langkahnya.

Zoya berbalik dan beridiri tepat dihadapan pemuda yang ia anggap pengganggu itu.

"Loe punya rencana apa sih, sampe segitu detailnya cari info soal gue.?"

Zoya merasa tidak tahan dengan sikap Vino. Meski ia berusaha tak perduli, tapi keresahan selalu melandanya.

"Gue gak ada rencana apapun. Gue cuma mau loe berhati2 dalam bekerja. Jangan sering2 keluar, sampe pekerjaan loe numpuk." Jawabnya tenang.

"Tau apa sih loe.? Gue selalu kerjain pekerjaan dengan baik." Ketus Zoya.

"Meskipun harus lembur..??"

Deg.!

Bibir Zoya terkunci. Ia tak bisa membantah perkataan Vino yang sangat amat tepat. Memang semenjak ia selalu pergi dengan Dimas, Zoya sering lembur. Mungkin lingkar hitam dimatanya tak bisa dibohongi.

"Padahal udah gue kompres pake es batu, sama pake make up. Koq dia masih tau ya.?? Apa jangan2...

"Mikir apaan loe.?? Gue bener kan.??" Teguran Vino menghentikan asumsi dalam benak Zoya.

"Loe ngintipin gue dirumah ya.??" Selidik Zoya sambil menunjuk wajah dihadapannya, membuat wajah Vino sedikit mundur.

Tanggapan dari pemuda itu hanya sebuah senyum miring yang menjadikan Zoya semakin penasaran.

"Loe ngapain senyum2.??" Zoya menarik jari telunjuknya darj wajah itu.

"Kalo iya, loe mau apa.???" Datarnya.

That Is NOT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang