Happy Reading...₩₩₩
Seorang gadis cantik ditemani sang bodyguard, hari ini masih disibukkan dengan urusan kantor. Sampai pada akhirnya, terdengar suara pintu ruangan itu diketuk dari luar.
Setelah mendapat intrupsi darinya untuk masuk, muncullah dua orang pemuda. Mereka berdua adalah Farhan dan Restu. Keduanya datang dengan wajah serius, seakan ingin mengatakan hal penting.
"Bisa kita mulai bahas sekarang.??" Tanya Farhan.
Zoya mengangguk. "Iya. Lebih cepat lebih baik, kan.."
Keduanyapun dipersilahkan olehnya duduk disofa ruangan itu. Barulah Zoya ikut duduk diikuti Vino disebelahnya.
Farhan dan Restu mulai membuka satu persatu data yang mereka bawa. Semua isi didalam data tersebut, tentunya masih berkaitan erat dengan kejahatan Dimas. Bahkan kini mereka menemukan satu penjahat lagi yang baru2 ini menjadi musuh Zoya.
¤¤¤
Sementara ditempat lain, Nia segera pergi ke Apartemen yang ia tempati bersama kekasihnya. Tempat itu adalah milik Dimas. Dengan gerakan tergesa, gadis itu memasukkan semua pakaiannya kedalam koper. Tidak lupa pula, ia membawa serta paspor yang akan ia gunakan untuk penerbangan keluar Negeri hari ini juga.
Keputusan Nia sudah bulat. Ia bertekad untuk pergi secepatnya, dan menyelamatkan nyawa sang Ayah dari ancaman Dimas-kekasihnya. Disela kegiatannya bersiap diri, airmata Nia bercucuran tanpa henti.
Nia benar2 dibuat ketakutan dengan rencana Dimas kali ini. Dengan tega, kekasihnya itu merencanakan kejahatan tanpa sepengetahuan dirinya. Bahkan, hal itu tak pernah Nia duga sama sekali. Dimas, laki2 itu begitu manis setiap kali didepannya. Apalagi saat mengatakan ingin bertemu dengan kedua orang tua Nia.
Nia kira, selama ini kekasihnya itu belum mengetahui perihal ayahnya yang terlibat dalam pelenyapan beberapa tahun silam. Tapi hari ini, apa yang ia dengar membuktikan kalau Dimas sudah mengetahui rahasia besarnya.
Sekarang, tidak ada alasan lagi untuknya tetap berada diIndonesia. Nia harus pergi jauh. Ayah Ibunyapun akan turut serta kemanapun ia akan tinggal.
¤¤¤
Zoya sangat terkejut ketika Restu menunjukkan barang bukti berupa pisau yang selama ini ia cari keberadaannya. Benda itu masih berlumur darah dan terbungkus rapi dalam plastik bening. Itu menandakan, jejak tangannya masih ada disana.
Vinopun ikut terkejut. Ia tidak menyangka bahwa semua yang terjadi, Dimaslah yang berada dibaliknya. Bom yang waktu itu meledakkan mobil Zoya, pun pelakunya pemuda itu."Gimana caranya, loe bisa dapetin barang ini dari tuh orang.??" Vino bertanya tanpa sudi menyebut nama Dimas.
Farhan menunjuk kearah Restu yang duduk disebelahnya dengan ibu jari.
"Nih, orangnya. Gini2 dia paling jago nglakuin penyamaran buat ngelabuin orang." Jelas Farhan.
Restu yang sibuk dengan cemilan ditangannya tak begitu memperhatikan. Sampai Farhan menonyor kepala temannya itu sampai tersedak.
"Uhkk, Uhkk.. loe apaan sih.?!" Sungut Restu, kemudian meminum air mineral dari Vino.
"Ini.. si Vino nanyain, koq bisa loe dapetin nih benda.?" Tanya Farhan dengan nada kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Is NOT LOVE
Aksi19 September 2019 #1 Jirralova #2 Jirralovers "Gue gak terobsesi. Gue cin... "Itu bukan Cinta, Zoya.! Gue tegasin ke loe. Itu Bukan Cinta.!" Zoya membelalakkan mata mendengar bentakan Vino dikalimat itu. Vino melepas dekapannya sehingga Zoya terbeba...