Maaf yaaa
Telat sehari dari waktu yang dijanjikan
Harap mengerti, soalnya ide ku lagi Out kemarinHappy Reading ♡
₩₩₩₩
Hari ini, pagi2 sekali Zoya meminta Vino untuk menjemput Ibunya agar ikut tinggal dikediaman Dinata.
"Terimakasih nak Zoya, sudah mau memperbolehkan saya tinggal disini." Ujar Dewi yang masih menenteng tasnya.
"Iya tante sama2. Ayo tan, mari masuk kedalam. Vin, anterin Ibu loe kekamar Papa ya.??" Titah Zoya.
Baik Vino maupun Dewi sama2 membelalak tak percaya. Kenapa harus kamar almarhum Mario.?
'Jadi yang Zoya bilang kemarin itu beneran.??' Batin Vino.
"Ee maaf nak.. kamu yakin saya dikamar Pak Mario.?? Apa tidak berlebihan.? Saya rasa itu tidak perlu lah nak.. biar saya sama Bibi kamu saja.."
"Koq tante ngomongnya gitu sih..? Kan ini saya yang minta.. Lagipula, kamar itu kosong sekarang. Tenang saja Tan, kemarin saya sudah beresin barang2 Papa dibantu sama Vino dan Bibi."
Dewi memandang wajah putranya meminta pertimbangan.
"Iya bu, awalnya aku juga udah bilang gak usah. Tapi Zoya maksa buat Ibu tinggal disini dan menggunakan kamar beliau." Jelas Vino.
Dewi beralih memandang Zoya yang tersenyum tulus padanya. Dihatinya memiliki keraguan untuk menerima tawaran baik dari anak dari bos putranya. Meskipun anak orang kaya, namun tak ada kesombongan dalam diri gadis itu.
Dimata Dewi, gadis itu benar2 bak bidadari tak bersayap untuk dirinya dan Vino. Bukan hanya cantik rupa, namun kebaikan hatinya membuat kecantikan itu bertambah. Sifat yang ia miliki benar2 sama dengan Mario-papanya.
"Koq tante diem aja.?? Ayo.. saya tunjukin kamarnya." Zoya menarik lembut tangan Ibu Vino.
"Iya.." Dewipun mengikuti arahan Zoya.
Sebagai anak yang tanggap, Vino langsung membawakan koper milik Ibunya. Ia berjalan dibelakang Zoya dan Dewi. Mereka menaiki tangga untuk mencapai kelantai atas.
¤¤¤
Lagi dan lagi, Dimas harus kalah telak dari Vino, penyelamat Zoya. Ia benar2 geram setelah mendapat kabar dari anak buahnya.
Mereka mengabarkan bahwa Zoya dan Vino sudah kembali bersama. Vino sudah berhasil membuktikan dirinya tak bersalah. Meskipun rencananya belum diketahui oleh Zoya, tapi tetap saja Dimas tidak suka.
"Anak itu bener2 penghalang buat gue. Selama dia masih ada, gue gak akan bisa berhasil ngejalani rencana ini." Geramnya dengan tangan mengepal kuat.
Dimas mengambil ponsel diatas meja kerjanya dan menghubungi seseorang.
"Eh, loe semua kumpul. Kita buat rencana sebagus mungkin buat nghabisin cowok ingusan itu..!!"
"......"
"Iya Vino, Vino.! Siapa lagi yang berani nglawan gue kalo bukan dia.!"
"...."
"Buruan..!"
"...."
"Oke. Gue tunggu dimarkas kita."
Sambungan telefon diputus olehnya. Sorot matanya kembali memperlihatkan api pembalasan yang mulai berkobar.
![](https://img.wattpad.com/cover/200794727-288-k36066.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
That Is NOT LOVE
Acción19 September 2019 #1 Jirralova #2 Jirralovers "Gue gak terobsesi. Gue cin... "Itu bukan Cinta, Zoya.! Gue tegasin ke loe. Itu Bukan Cinta.!" Zoya membelalakkan mata mendengar bentakan Vino dikalimat itu. Vino melepas dekapannya sehingga Zoya terbeba...