LimaBelas

190 41 23
                                        

Happy Reading ♡

₩₩₩

Waktu terus berjalan. Hari-haripun berlalu. Kedekatan Zoya dan Dimas kembali terjalin, bersamaan dengan kerenggangan diantara Zoya dan Vino. Kebenciannya pada Vino belum juga surut sampai sekarang.

"Dikit lagi, gue bakal ajuin kerjasama lagi kedia. Kita liat nanti, kali ini pasti berhasil." Gumamnya pada diri sendiri.

Ia berjalan dengan pasti menuju pintu utama perusahaan yang kini sudah menjadi milik Zoya seutuhnya. Saat baru sampai didepan pintu, yang ia tunggu keluar dan tersenyum padanya.

"Kak Dimas." Sapa gadis itu-Zoya.

Dimas membalasnya dengan senyuman mematikan miliknya.

"Udah siap makan siang bareng.??" Tanya Dimas masih berhias senyuman.

"Tentu." Jawab Zoya pasti.

"LOE GAK BOLEH KEMANA2."

Sebuah suara mengintrupsi mereka berdua. Baik Zoya maupun Dimas menoleh kesumber suara. Mereka sama2 membulatkan bola mata ketika melihat siapa orangnya.

Srett.!

Orang itu tiba2 menarik lengan Zoya sehingga Zoya beralih disisinya. Zoya berusaha melepas cengkraman tangan kokoh itu, tapi tidak bisa. Tenaganya masih kalah kuat dengan orang itu.

"Vin..! Lepasin tangan gue.!" Bentak Zoya, namun tak digubris olehnya-Vino.

Dimas mendekat hendak melepas tangan Vino dari Zoya. Dengan cepat, Vino mundur dan mendekap tubuh Zoya lebih kuat.

"Loe.. jangan coba2 deketin atau sentuh dia. Karena orang kayak loe gak pantes buat dia." Gertak Vino dengan nada dinginnya.

"Ehh.. siapa loe.! Loe tuh yang gak pantes nyentuh ataupun deketin gue. Loe tuh penjahat, pengkhianat.! Gue benci sama loe." Tegas Zoya.

Dimas tersenyum miring mendengar kata2 hinaan Zoya untuk Vino. Vino melihatnya, tapi Zoya tidak. Mata gadis itu masih menatap tajam penuh kebencian kearah Vino.

"Zoy, loe buka mata loe dengan baik. Dia gak sebaik yang loe kira." Ujar Vino.

"Dan loe gak sebaik yang terlihat.! Sementara kak Dimas gak kayak loe.! Gue cinta sama dia.. loe inget itu.!"

Dimas masih diam menyaksikan perdebatan mereka berdua. Hatinya berbunga karena targetnya mulai masuk kedalam perangkapnya.

"Zoy.. loe gak pernah cinta sama dia. Loe cuma terobsesi sama dia. Loe harus sadari itu."

Vino menunjuk kearah Dimas sebelum bicara lagi.

"Dan dia, dia manfaatin rasa obsesi loe itu buat ngejatohin perusahaan ini."

"Obesesi.??? Gue gak terob....

"Loe terobsesi sama dia. Itu kenyataannya.!" Tegas Vino memotong ucapan Zoya.

Dimas menyipitkan matanya. Ia mencoba memastikan bahwa Zoya tidak akan mempercayai perkataan Vino.

"Gue gak terobsesi. Gue cin...

"Itu bukan Cinta, Zoya.! Gue tegasin ke loe. Itu Bukan Cinta.!" Zoya membelalakkan mata mendengar bentakan Vino dikalimat itu.

That Is NOT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang