DuaPuluhDelapan

224 44 19
                                        


Happy Reading...

₩₩₩

Semua yang ada didunia ini pasti ada sebabnya. Sama halnya dengan sifat baik dan jahat dalam diri seseorang. Jika difahami dengan baik, pada dasarnya kejahatan bukanlah murni lahir dari diri manusia.

Hanya saja, seringkali orang terfokus pada hasil akhir tanpa mencari tau prosesnya. Mereka lebih memilih dengan menghakimi sebuah kejahatan tanpa berfikir lebih dulu mengenai asal muasal kejahatan itu.

Seperti halnya yang dilakukan sosok misterius yang masih dalam persembunyiannya ini. Ia menyeringai dengan tatapan yang tak pernah lepas dari dua orang disana. Keduanya bertanya2 tentang bagaimana bisa ada bom dalam mobil itu dan siapa pelakunya.

"Vino. Loe orang pertama yang bakal gue lenyapin sebelum Zoya.." gumamnya dengan seringaian licik.

Tak cukup dengan bergumam, Iapun bersiap mengarahkan senjatanya kearah sasaran. Menepatkan posisi dengan seksama, sebelum ia benar2 menarik pelatuk dengan telunjuk kokohnya.

Ia mulai berhitung dari satu sampai tiga, dan siap membidik. Namun sayang, disaat pelatuk berhasil ia tarik, kedua orang itu justru pergi meninggalkan tempat mereka. Pelurupun akhirnya lepas landas pada sebuah batang pohon yang tak jauh dari sana.

"Sial.!!" Umpatnya.

Dengan perasaan kesal yang tak karuan, iapun pergi meninggalkan tempatnya.

_____

"Untung aja dia nelfon gue tepat waktu. Kalo gak kita pasti kita celaka." Lirih Zoya setelah dirinya dan Vino berada jauh dari tempat tadi.

"Loe ngomongin siapa sih Zoy.?? Emang siapa yang tadi nelfon loe.??" Tanya Vino penasaran.

Zoya yang merasa keceplosanpun segera mengelak pertanyaan Vino.

"Ee.. Bukan siapa2." Datar Zoya.

Kali ini Vino tidak tinggal diam dengan elakan Zoya yang terkesan menghindar untuk bicara terbuka. Ia menggenggam erat pergelangan tangan Zoya lalu menariknya agak keras hingga tubuh gadis itu menghadap padanya dengan jarak dekat. Vinopun mencoba memperingatkan gadis cantik dihadapannya agar tak bertindak bodoh.

"Zoya.. kalo loe lagi ngrencanain sesuatu, gue saranin loe jangan sendiri. Apalagi kalo itu menyangkut nyawa loe yang jadi teruhannya.. Mending loe cerita kegue,, sbenernya apa sih yang loe sembunyiin.??" Desak Vino.

Zoya juga tidak terima dengan perlakuan Vino yang seenaknya seperti itu. Posisi keduanya masih saling berhadapan dengan mata yang beradu satu sama lain. Dengan tangan yang masih dalam kekangan tangan kokoh milik Vino, iapun menjawab.

"Loe kenapa kepo banget sih Vin..? Loe marah kayak gini gara2 gue gak kasih tau loe soal rencana gue. Terus gimana sama diri loe yang gak jujur sama gue soal rencana loe itu.??! Gue tau, loe juga punya rencana kan sama temen2 loe.?! Loe aja gak percaya sama gue kenapa gue harus percaya sama loe.?!" Oceh Zoya mengungkapkan perasaan kesalnya pada pemuda itu.

Memang itulah yang menjadikan bulatnya tekad Zoya untuk mengungkap kebenaran seorang diri. Kekesalannya pada Vino yang tak mau jujur mendorong dirinya untuk membalas hal itu. Meski tanpa Zoya sadari tujuan dari rencananya dan Vino itu sama. Sama2 mengungkap kejahatan seorang Dimas.

That Is NOT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang