TigaPuluhDua

235 33 28
                                    


Happy Reading^^

₩₩₩

Setelah berhasil melewati masa kritis, Niapun akhirnya kembali pulih. Hal itu tidak luput dari bantuan kekasihnya, Dimas sipenjahat tengil yang selalu setia menemani gadisnya agar lekas sembuh.

Tapi jangan lupakan juga, kalau profesinya sebagai pelaku kejahatan masih berlaku. Karena yang namanya penjahat, dimanapun tetap saja penjahat. Meski berada dirumah sakit, rencana demi rencana terus saja ia loloskan demi mencapai tujuan yang berulang kali gagal. Bahkan sekarang, Dimas memiliki rencana baru yang akan dilakukan oleh seseorang.

Ia memanfaatkan kesalahfahaman orang tersebut untuk bisa membalaskan dendam terhadap Zoya dan Vino. Kebangkrutan, depresi, serta kematian ayahnya, Dimas acukan seolah2 Zoyalah penyebabnya. Gadis cantik yatim piatu yang tak tau apa2 ia jadikan kambing hitam, hanya untuk melancarkan rencana.

Siapa yang akan menyangka, kalau kelicikan Dimas itu sudah diatas nilai rata2. Ia sepertinya mampu memperkirakan apa yang akan terjadi. Kecuali celakanya Nia--kekasihnya-- yang tertembak hari itu. Ia tidak menyadari bahwa kegagalannya menghabisi Zoya itu karena Nia.

Yaa,, jadi terpaksa Dimas harus menunggu lagi sekarang.

"Sayang.. kamu kenapa sih, koq diem aja.??" Pertanyaan Nia membuyarkan lamunannya.

Dimas baru sadar, kalau dirinya sudah lama mematung didepan jendela dengan pandangan yang mengedar entah kemana.

"Ehh.. Nia. Udah selesai..??" Dimas balik bertanya.

Iapun membalikkan tubuhnya mengahadap pada gadis ayu bersurai panjang sepinggang itu. Nia, kekasihnya itu mengangguk dengan senyuman. Kedua mata teduhnya tak lepas dari sosok pemuda tampan dihadapannya, yang juga menatapnya.

"Udah. Kamu mikirin apa sih.?" Tanya Nia lagi seraya mengalungkan kedua tangannya pada kedua bahu kekar milik Dimas.

Dimas membalas senyuman Nia. Jujur, hatinya mengatakan bahwa ia sangat merindukan gadisnya itu. Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya sekarang gadis itu sudah ada dihadapannya meski sempat terbaring lemah karena sakit.

"Bukan apa2. Kamu kan baru pulang, mending sekarang istirahat ya.? Lain waktu aku bakal ajak kamu jalan2.."

Mendapat tawaran yang menggiurkan itu, mata Nia berbinar seketika. Tidak sia2 ia sakit karena terkena peluru. Ehh, tapi apa hubungannya..?

Entahlah. Yang jelas sekarang ini hatinya tengah berbahagia. Karena Dimas bersikap normal kembali pada dirinya seperti dulu, sebelum ia sibuk dengan rencana2 jahat yang membuat Nia merasa tersisih.

"Beneran, Dim..??"

Dimas mengangguk iya. Lantas Ia langsung menarik tubuh Nia kedalam pelukan. Rasanya, sudah lama sekali keduanya tidak merasakan kebahagiaan seperti ini.

Hangat.

Nyaman.

Itu yang Nia dan Dimas rasakan sekarang.

'Maafin aku Nia.. aku janji akan perbaiki waktu bersama kita yang sempat hilang. Tapi, sebelum itu aku juga harus cari tau keberadaan Ayah kamu. Karena, hati aku gak akan tenang kalau dia masih hidup didunia ini.'_Dimas.

That Is NOT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang