Happy Reading^^₩₩₩
"Gue rasa, omongan orang itu bener."
_______"Apa maksud loe kalo omongan orang itu bener.?? Gue tau, loe gak mungkin nglakuin pembunuhan." Bantah Vino.
Bodyguard tampan bermata teduh itu membuang nafas kasar. Dirinya benar2 dibuat emosi dengan tingkah si penelfon, yang seakan tau seperti apa Zoya. Dia itu gadis baik-baik. Seenaknya saja orang itu menakut2i dengan tuduhan palsu semacam itu.
"Dasar penipu! Gue gak abis fikir sama tuh orang." Gumam Vino.
Sementara Zoya? Gadis itu masih diam ditempatnya tak menghiraukan apa yang Vino katakan padanya. Ingatannya pun kini tak berada ditempatnya. Karena bayangan tentang suatu kejadian yang sempat terlupakan memenuhi otaknya saat ini.
"Pokoknya, kita harus selidiki orang itu juga. Bisa jadi, dia yang mau nembak loe waktu itu." Bidik Vino masih dengan kekesalannya.
¤¤¤
Ditempat lain, gadis ayu dengan rambut sepinggangnya masih mencari2 cara agar kekasihnya--Dimas tidak melakukan apa yang ia inginkan. Gadis itu--Nia hanya bisa mondar-mandir dengan menggigit kuku jarinya. Ia merasa cemas sekali saat ini. Ditengah kecemasannya, tiba2 suara pintu kamar yang dibuka oleh seseorang membuat tubuhnya melonjak kaget, dan sontak menoleh pada sosok tampan yang berdiri diambang pintu.
Perlahan sosok itu melangkah menghampiri Nia yang berdiri didekat jendela yang terbuka.
"Koq masih belum tidur.? Bukannya tadi mau istirahat ya.??" Tanyanya, Dimas seraya menyingkirkan anak rambut Nia yang tersapu angin.
Kedua mata gadis itu terpejam saat mendapat perlakuan manis dari sang kekasih.
Perlahan Nia membuang nafasnya lalu menjawab. "Gak bisa tidur." Manjanya.
Dimas tersenyum miring. "Kenapa.? Karna aku tinggal telfonan diluar.?" Tanyanya.
Nia mengangguk dengan memanyunkan bibir, membuat Dimas terkekeh. Lucu, batinnya.
Pemuda itu tidak tau kalau sebenarnya Nia lega dengan adanya telfon tadi. Karena dengan itu, Nia terselamatkan dari pertanyaannya.
"Yaudah sekarang, tidur ya.? Aku temenin. Soal ketemu Ayah Ibu kamu kita bahas ntaran aja." Ujar Dimas, diangguki setuju oleh Nia.
Sekarang Dimas mengarahkan Nia agar berjalan menuju ranjang dengan mendorongnya pelan dari arah belakang. Setelah sampai, Nia segera membaringkan diri dan diikuti Dimas disebelahnya.
"Kali ini harus istirahat beneran ya.? Biar cepet pulih." Ujarnya lagi.
"Iya. Makasih, sayang.." sahut Nia dengan ulasan senyum.
Dengan lembut, Dimas mengusap puncak kepala gadisnya yang mulai terlelap damai.
"Aku sayang kamu, Nia..." batinnya, memberi kecupan singkat dikening gadis itu.
Beginilah sikap Dimas jika sisi baiknya muncul. Dia pasti akan lebih perhatian dan sangat menjaga orang2 disekitarnya, terkhusus Nia. Itulah alasan awal kenapa Nia sangat menyukai sosok Dimas yang kini berubah menjadi seorang penjahat.
![](https://img.wattpad.com/cover/200794727-288-k36066.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
That Is NOT LOVE
Action19 September 2019 #1 Jirralova #2 Jirralovers "Gue gak terobsesi. Gue cin... "Itu bukan Cinta, Zoya.! Gue tegasin ke loe. Itu Bukan Cinta.!" Zoya membelalakkan mata mendengar bentakan Vino dikalimat itu. Vino melepas dekapannya sehingga Zoya terbeba...