-Delapan

230 37 12
                                    


Happy Reading ^^

₩₩₩

Kabar mengenai keamanan yang dibuat oleh Mario terdengar ditelinga si penjahat tengil.

"Apa.??!! Jadi sekarang dia punya bodyguard.??"

"Iya Bos. Itu benar. Namun kali ini masih muda, tidak seperti yang dulu." Ujar seseorang diseberang sana.

Lagi2 emosi pemuda itu memuncak setelah mendapat kabar dari orang suruhannya.

"Siapa nama orang itu.??"

"Vino, Bos."

"Vino..?? Vino siapa.??"

"Kami belum mengetahui nama lengkapnya. Yang kami dengar dari perbincangan mereka hanya nama Vino."

"Habisi dia segera.!!" Titahnya dengan menggeram.

"Baik Bos.!"

Bip

"Loe gak akan pernah bisa lepas dari gue Zoya.. Gue pastiin gak akan ada lagi yang mau nglindungin loe. Karena cuma gue yang bisa nentuin, kematian dan keselamatan loe." Gumamnya pada diri sendiri.

¤¤¤

Pemuda yang masih menikmati alam mimpi tiba2 terbangun karena Bel pintu rumah yang ia tempati berbunyi nyaring. Jam dinding dikamarnya menunjukkan pukul 23:30 saat ini. Dengan sigap, iapun beranjak keluar dari kamarnya. Setelah itu, ia pergi keruangan khusus yang digunakan untuk melihat rekaman CCTV. Meski baru dirumah itu, namun ia memiliki denah setiap ruangan yang ada didalamnya.

"Gak ada siapa2.?? Aneh." Gumamnya pelan setelah mengecek kamera dibagian gerbang.

Ia putuskan untuk keluar dari ruangan itu. Akan tetapi bukan berarti ia tidak waspada dengan keadaan. Pemuda itu memilih duduk diruang tengah dengan mengedarkan pandangan kesekeliling. Tenggorokannya yang kering membuatnya harus pergi kearah dapur untuk mengambil minuman.

Dupppp

Listrik rumah tiba2 padam. Hal itu menghentikan kegiatan minumnya.

"Den..! Den.. Den Vino..!" Teriakan ART terdengar semakin dekat.

Pemuda yang belum sempat menghabiskan minum segera menghampiri.

"Ada apa Bi.??" Tanyanya pada Bi Tari yang sudah membawa senter.

"Den.. kita harus kekamar Non Yaya. Dia takut gelap Den.." suara panik ART itu sangat jelas ditelinga Vino.

"Yaya..???" Pemuda yang tak lain adalah Vino masih tak berkutik.

Ia justru terheran2 mendengar nama itu. Bukankah dirumah ini hanya ada dirinya, ART, dan Zoya. Dan tidak ada yang bernama Yaya.?

"Den.. ayo Den..!" Seruan Bi Tari yang sudah berada ditangga menyadarkan Vino.

"Eh i iya Bi.. ayo..!" Vino segera menyusul ART itu.

Keduanya bersama2 pergi kekamar Zoya.

____

Sementara tak jauh dari mereka, seseorang dengan penutup wajah mendengus kesal. Tangannya menggenggam kuat benda yang akan ia gunakan.

That Is NOT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang