EnamBelas

210 39 8
                                    


Happy Reading ♡

₩₩₩

"Dia udah tau soal rencana kamu buat njebak dia.??"

"Bukan. Dia menyadari kalo selama ini dia gak cinta sama aku. Padahal satu2nya cara ya dapetin hati dia, biar aku gampang ngejebaknya."

Gadis yang bersama dengan Dimas saat ini adalah kekasihnya, Zahrania Agata(yang diperankan sama Aulia).

"Yaudah si, gak papa. Kita pake cara lainnya aja. Daripada ntar dia suka sama kamu beneran." Tukas Nia dengan entengnya.

"Itu gak akan efektif Nia.." gersah Dimas, lalu pergi kekamarnya meninggalkan Nia.

"Aku cuma takut dia bakal ngambil kamu dari aku Dim.." lirih Nia dengan bulir airmata yang mulai menetesi pipinya.


¤¤¤

Vino dan Zoya masih diparkiran dengan batin yang terus berargumen. Sejak beberapa menit yang lalu, keduanya sama2 mematung karena Zoya menembakkan peluru keudara. Bukan kekepala Vino.

'Kenapa Zoya gak nembak gue.?? Apa karena memang dia sadar dengan obsesinya. Atau karena hal lain.??'

'Apa yang terjadi sama gue.?? Kenapa gue gak bisa habisi Vino tadi.? Padahal itu kesempatan bagus buat balas dendam sama dia.?'

Vino yang tidak menduga dengan perbuatan Zoya melepaskan Dimas. Sedangkan Dimas yang merasa kesal dengan hal itu memilih pergi tanpa pamit. Yang diharapkan Dimas sebenarnya adalah Zoya menghabisi Vino. Dan adanya Dimas mencegah Zoya itu hanya pura2 agar dirinya terlihat baik didepan gadis itu. Jadi sebelum kekesalannya bertambah, iapun memilih pergi.

Zoya masih memandangi pistol ditangannya. Disana masih tersisa peluru yang entah berapa jumlahnya.

"Kenapa.?? Kenapa loe gak lenyapin gue tadi.? Padahal itu kesempatan buat loe. Apa karena loe mengakui obsesi loe keDimas.? Atau.. karena loe gak yakin gue bukan pelenyap Pak Mario.?" Vino memberi pertanyaan secara berruntun pada Zoya.

Gadis itu tampaknya masih bingung dengan apa yang terjadi. Zoya menunduk. Ia berusaha mencari jawaban yang tepat untuk mengalihkan pemikiran Vino.

"Gue.. gue cuma gak mau masuk penjara dan biarin loe ngrebut harta Papa dari gue." Itu alasan bohong Zoya.

Meski ia tak memperhatikan racauan Dimas tadi, tapi itu yang terbesit diotaknya untuk menjawab Vino.

"Gue gak percaya." Tukas Vino.

Vino menarik Zoya ketempat yang sepi, yaitu dibelakang kantor Zoya. Disana hanya ada perkebunan kecil yang jarang dilintasi orang.

Vino meraih tangan Zoya yang masih memegang pistol lalu mengarahkannya kembali ketubuhnya. Akan tetapi sekarang bukan dipelipis, melainkan dibagian jantung.

"Gue yakin loe gak sebodoh itu. Seandainya loe beneran nembak gue, udah jelas gue mati ditangan loe Zoy. Kalo gue mati siapa yang bakal jatohin loe.? Haah.??" Hati Zoya membenarkan perkataan Vino.

"Dan lagi, kalo loe takut masuk penjara, loe liat kita dimana sekarang. Tempat sepi, gak ada CcTV disini. Loe bisa hilangin semua bukti yang mengarah ke loe. Beres kan.??" Tambah Vino dan dibenarkan oleh hati Zoya.

That Is NOT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang