7.

777 39 0
                                    

Saat ini Reyhan sedang dikepung oleh Geng Halton yang jumlahnya kurang lebih ada 15 orang

Bagaimana bisa 1 melawan 15? Reyhan berharap agar dirinya bisa menang dari ke 15 orang ini, walaupun kemungkinannya kecil.

"Rey, lo pake dukun apaan si?" tanya Gilang

"Haha dukun, bener juga sih. Kali aja dia menang terus dari kita gara gara pake dukun" ucap salah satu anggota Geng Halton

"Tangan gue gatel loh Lang" ucap salah satu orang lagi

"silahkan, gue jg ga sabar liat dia bonyok" ucap Gilang penuh kemenangan

Dengan segera satu persatu anak geng Halton maju untuk menghajar Reyhan. Namun entah kekuatan dari mana Reyhan bisa melawan mereka semua walau Reyhan juga terkena pukulan. Untung saja sejak Reyhan kecil, ia sering berlatih bela diri.

"Ah sial lo semua, bego! masa lawan 1 orang aja gabisa" kesal Gilang meluapkan amarahnya

"maju tuh langsungin jangan satu satu" timpalnya

Pada saat semua anak Geng Halton ingin menghajar Reyhan, terdengar suara sirine dari mobil polisi membuat Gilan dkk harus mengurungkan niatnya.

"Woy suara polisi" ucap salah satu anak Geng Halton

"Ah anjir, yaudah bubar! Gue gaakan nyerah Rey inget! Lo gabisa selamanya menang dari gue" ucap Gilang dengan tatapan penuh amarah

Keemudian Gilang pergi dan diikuti oleh Gengnya, Reyhan merasa lega karena ia sangat malas untuk bermain dengan mereka. Tentu saja itu sangat membuang-buang waktu

"Reyhan!" panggil seseorang. Ya siapa lagi kalau bukan Reina.

Reina berlari menuju Reyhan, setelah sampai ia melihat wajah Reyhan yang sedikit terdapat luka dan itu membuat Reina khawatir

"Reyhan gapapa kan? mukanya kena ya? Sakit ga? Maafin Reina lama soalnya tadi.." ucapan Reina terpotong oleh Reyhan

"gapapa ren, makasih" Ucap Reyhan sembari mengangkat ujung bibirnya keatas dan memperlihatkan senyuman indahnya kepada Reina

DEG!

Jantung Reina berdegup sangat kencang, ia sudah lama sekali tak melihat senyuman itu bahkan sudah bertahun tahun. Rasanya Reina ingin terbang melihat Reyhan yang seperti itu padanya, tuhan memang menciptakan manusia sesuai porsinya tapi Reyhan? mengapa Reina merasa kalau Reyhan itu spesial?

"sa... sama-sama" kata Reina gugup

"hm, polisinya mana?" tanya Reyhan

"gaada" jawab Reina

"terus tadi suara apa?" tanya Reyhan sekali lagi

"oh itu tadi, Reina tuh kan nyari - nyari bantuan tapi ga ketemu terus Reina liat ada speaker dijalanan jadi Reina bawa aja terus pasang suara sirine polisi deh dan volumenya juga digedein, untungnya speakernya masih jalan hehe" jawab Reina polos sembari mengembangkan senyuman manis miliknya

"mampus gue, kenapa tu anak lucu banget sih" batin Reyhan dan tanpa ia sadari, senyumnya mengembang juga dan Reina melihatnya sehingga itu membuat Reina blushing namun dengan segera mungkin ia menutupi wajahnya. Reina malu jika Reyhan melihatnya seperti ini

"kenapa?" tanya Reyhan penasaran

"gapapa" jawab Reina malu - malu

"kok mukanya ditutupin"  ucap Reyhan dan sedikit...... menggoda?

"gapapa kok"

"buka aja"

"gamau"

"buka Ren, gue gaakan gigit"

Reina hanya menggeleng-geleng kepala namun tak lama ia membuka wajahnya. Reyhan tahu kalau Reina blushing, ia hanya ingin menggodanya dan entah kenapa itu membuat Reyhan gemas kepada Reina

"Tuh kan Reyhan ketawa, tau ah Reina kesel" ucap Reina

"siapa yang ketawa?"

"gatau ah"

Kemudian Reina teringat bahwa ia memiliki kotak obat di tasnya.

"Rey, duduk di situ ya" tunjuk Reina saat melihat kursi dekat taman

"ngapain?" tanya Reyhan

"itu luka kamu, tuh liat darahnya kemana-mana" jawab Reina

"ini juga bakal sembuh kok, pulang aja" ajak Reyhan

"engga, nanti infeksi" tolak Reina

"yaudah"

Akhirnya Reina dan Reyhan duduk dikursi tersebut, Reina mengambil kotak obat miliknya dari dalam tas untuk mengobati luka Reyhan

Reina mulai membersihkan luka Reyhan memakai kapas, dan ia tentu saja tak kuat untuk melihat Reyhan terlalu lama dari jarak sedekat ini, ia memberikan handsaplas kepada luka yang terdapat diwajah Reyhan dan kemudian kedua matanya mulai menatap satu sama lain.

Setelahnya Reina menutupi wajahnya dengan menggunakan kedua tangannya layaknya anak kecil, tentu saja itu membuat Reyhan tersenyum kecil dan tanpa ia sadari, Reina melihatnya tersenyum.

"Andai bisa kayak gini tiap hari Rey" batin Reina

"Gausah ditutup mukanya, gue tau lo blushing" ucap Reyhan percaya diri, tapi memang benar apa yang diucapkannya tapi apakah harus se-frontal itu?

"ih, gatau ah" kesal Reina

"makasih"

Reina menurunkan tangannya dari wajah Reyhan, ia memandangi wajah Reyhan berfikir sejenak apakah Reyhan ingat dengannya dulu? Tapi apakah mungkin Reyhan akan ingat? dan mengapa ia bilang makasih? Kenapa disaat-saat seperti ini Reina tak mengerti? Arghh...

"buat apa?" tanya Reina tak mengerti

"hari ini" jawab Reyhan

"gi.. gimana?" Reina itu memang pintar tapi ya mau bagaimana lagi jika ia kadang lemot otaknya

"lo udah bantuin gue" ucap Reyhan

"oh, i...iya sama-sama" kata Reina gugup

"lo mirip sahabat gue"

Reina langsung menatap Reyhan, jadi ia ingat sekarang? apakah ia tahu kalau Rehan itu Reina? ah sangat membingungkan

"emang dia siapa?" tanya Reina

"Rehan. Sahabat kecil gue" jawab Reyhan

"Kamu masih inget Rey? Rehan itu aku" batin Reina

"dia laki-laki?"

"iya" jawab Reyhan singkat

"Hmm... Aku mau pulang. Pasti mama nyariin aku"

"yaudah gue anter"

"gausah gapapa"

"nih helm nya, pake!"

Reyhan itu aneh, tadi ia lembut tapi sekarang ia tiba-tiba marah. Tapi memang ada tingkah nya yang tidak pernah berubah sejak kecil, masih sama! Yaitu moodnya suka tiba-tiba berubah.

Mau tidak mau Reina harus menaiki motor Reyhan

"pegangan" ucap Reyhan

"hah?" tanya Reina kaget

"pegangan ke gue"

mata Reina membulat, bagaimana bisa Reyhan terus membuatnya terbang? Sungguh Reina ingin teriak mengeluarkan rasa senangnya kali ini

"i.. iya" jawab Reina gugup

Lalu Reina melingkarkan tangannya di perut Reyhan. Dan tanpa ia sadari, Reyhan mengembangkan senyumannya. Tak lama setelah itu Reyhan pun mulai melajukan motornya menuju rumah Reina.

REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang