21.

659 22 1
                                    

Katanya cinta pertama itu pasti tidak bisa bersama,
Katanya lelaki di masa lalu hanya akan menjadi sahabat saja,
Namun, katanya tidak ada persahabatan antara lelaki dan perempuan.

Lalu apa gunanya takdir jika aku hanya percaya omongan orang?
Aku akan merubah semua itu, aku yakin cinta pertama akan menjadi cinta terakhir,
Aku yakin lelaki dimasa lalu akan menjadi seseorang yang berarti,
Dan, aku yakin bahwa masih ada persahabatan lelaki dan perempuan.

Reyhan, aku percaya takdir.
Aku gaakan ninggalin kamu karena 'kalau' nanti kita berpisah, aku bisa ingat masa indah ini.

Reina Feby A.

Buku hitam yang usang, halaman yang berisi tentang semua angan-angan, dan juga teman cerita paling setia membuat Reina merasa tenang.

Reina menyenderkan dirinya di kursi yang ia duduki, sebelum itu ia membuka jendela dikamarnya. Hari ini bintang dan bulan berpihak padanya, hanya saja hatinya tidak.

Banyak sekali bintang-bintang yang ada dilangit ditambah bulan purnama yang sangat indah dan terang, pengalaman ini sangatlah langka.

Tok...Tok...Tok

"Reina ada teman kamu"

Suara ketukan pintu yang dilanjutkan dengan kata-kata yang jujur saja mengganggu ketenangannya, pasalnya ia benar-benar tak ingin pindah dari posisinya seperti sekarang ini.

"Reina, ada teman kamu astagfirullahaladzim" teriak Ratna dengan segenap jiwanya.

"Iya Ma, sebentar" jawab Reina sedikit malas.

Akhirnya mau tak mau Reina harus kebawah, tetapi ia juga penasaran siapa yang datang malam-malam begini? Apakah Reyhan? Tidak, itu tidak mungkin! Tapi, siapa?

"Ah, daripada pusing mending kebawah" gumamnya.

Tok...Tok...Tok...

Suara pintu kamar, tetapi entah mengapa setiap langkah Reina semakin penasaran dengan siapa orang itu.

"Iya Ma, se..." ucapan Reina terpotong saat sedang membuka pintu kamarnya.

"REYHAN?" tanya Reina terkejut.

"Kamu kok? Mama mana?" tanya Reina sekali lagi, dugannya ini ternyata benar tapi kenapa tiba-tiba?

"Mama lo lagi pergi sebentar, terus nyuruh gue buat jagain lo" jawab Reyhan dengan wajah datarnya yang sungguh menyebalkan.

"Kok gabilang ya?" tanya Reina penasaran.

"Lagian lo lama banget si, btw ini kamar lo ya?" tanyanya sembari masuk begitu saja.

"Eh, jangan masukkk"

Reyhan masuk seenaknya kedalam kamar Reina, ia melihat buku hitam di meja belajar Reina dan sekarang yang Reyhan pikirkan, apa yang Reina tulis didalamnya? Karena ia tahu isi diarynya hanya sampai sewaktu Reina meninggalkannya, sekarang apalagi isi buku hitam itu? Reyhan sangat penasaran.

Saat hendak mengambil buku, tangannya langsung di pegang oleh Reina berharap bahwa Reyhan tidak membaca buku itu, lalu tak lama Reina dengan cepat-cepat menyingkirkan bukunya.

"Rey, jangan dulu liat buku aku ya?"

"Hm?"

"Gimana kalau kita duduk disini? Aku ambil bangku lagi ya, tunggu sebentar"

Kemudian Reina bergegas pergi untuk mengambil bangku, sedangkan Reyhan tersenyum-senyum sendiri. Tunggu, ini benar-benar bukan sifatnya, ia bingung mengapa Reina begitu bisa mengubah dirinya menjadi seperti ini hanya dengan sikapnya yang biasa saja?

REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang