Bel pulang telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, setelah itu ada yang kekantin untuk membeli beberapa makanan lagi, ada yang keperpustakaan untuk mencari beberapa buku yang harus dipelajari, ada yang setelah itu langsung main bersama teman-temannya, dan ada juga yang langsung pergi kerumah.
Salah satunya Reina, namun karena Reyhan mengajaknya untuk jalan-jalan sebentar akhirnya Reina membuang jauh-jauh niatnya itu, ya mau bagaimana lagi? Ia benar-benar tidak bisa menolak ajakan Reyhan.
Reina kini masih berada disekolahnya, ia sedang menunggu Reyhan karena ia ada keperluan sebentar yaitu menemui semua anggota anonymous. Mungkin ada sesuatu yang penting.
Reina duduk sendirian didekat motor Reyhan, ia tidak tahu harus melakukan apa dan tak lama matanya menangkap seseorang, ia adalah orang yang Reina benci untuk saat ini.
"Gilang" desis Reina pelan.
Tak lama Gilang mendekat sampai akhirnya ia duduk disebelah Reina. Sungguh menyebalkan, masuk seenaknya kedalam sekolah yang bukan ditempatinya, benar-benar tidak tahu sopan santun.
"Hai, apa kabar cantik?" tanyanya dengan senyuman genit yang tentu saja membuat Reina ilfeel.
Reina diam, ia sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan dari Gilang. Lalu saat Reina hendak pergi tangannya dicekal oleh Gilang, sangat keras.
"Aw, sakit" batin Reina meringis kesakitan.
"Lepasin!" pekik Reina kesal.
"Cih, makanya jadi cewe gausah sok jual mahal, mana pacar lo? Biasanya nolongin lo haha" ucap Gilang dengan tatapan yang menyeramkan sekaligus tawanya yang sangat meremehkan.
"Lepas, sakit" desis Reina.
"Kalau gue gamau?" tanyanya tersenyum tipis.
"Lepasin please" ujar Reina pelan, cekalan Gilang sangat kuat hingga membuat Reina merintih kesakitan.
"Lo gapunya telinga? Sampai-sampai ga denger dia ngomong apa?" ucap seseorang dari belakang mereka.
"Oh sekarang pahlawan kesiangannya berubah jadi lo? Azka" ujar Gilang menunjukkan senyuman liciknya, akhirnya Gilang melepaskan tangan Reina dan Reina langsung pergi kebelakang Azka.
"Oh sekarang beraninya sama cewe. Lo brengsek banget loh Lang" cerca Azka santai.
"Gue brengsek? Lo lebih Ka dan juga semua temen lo lebih Brengsek dari gue apalagi sahabat lo, Reyhan" ucap Gilang percaya diri.
"Mending sekarang lo balik, gue gamau nyari ribut dihadapan Reina" ujar Azka.
"Ribut? Sebenernya gue juga males sih, tapi lo harus tau kalau Reina udah gue tandain tolong titip pesan gue ke Reyhan ya" ucap Gilang dengan jelas sekaligus senyuman liciknya lalu ia pergi, perlahan-lahan hilang dari pandangan Reina dan Azka.
"Ren lo gapapa kan? Ada yang sakit?" ucap Azka khawatir dan sontak tak sengaja ia langsung memegang tangan Reina.
"Gapapa kok, maaf jadi ngerepotin ya" ujar Reina, akhirnya lega.
"Eh maaf, gue gamaksud megang tangan lo" cerca Azka lalu tak lama melepaskan pegangannya.
"Gapapa Azka, makasih" ujar Reina sembari tersenyum, senyuman tulus.
"I..iya" ucap Azka gugup.
"Azka, soal tawaran yang kemarin kamu..." ucap Reina menggantungkan kalimatnya.
"Aku gabisa, maaf bukannya aku gamau tapi..." lanjut Reina namun langsung di potong oleh Azka.
"Gapapa, sebenernya gue cuma bercanda dan seandainya lo nerima, gue bisa mastiin apa Reyhan cemburu atau enggak. Eh taunya ternyata lo temen masa kecilnya" ucap Azka berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA
Teen FictionReina Feby Anasthasya gadis pintar, cantik, manis, nan ramah namun menyimpan luka yang mendalam karena masa lalunya Reyhan Alvin Orlando, seorang cowo yang memiliki segalanya. Harta kekayaan, wajah tampan, otak cerdas dimiliki oleh reyhan namun ia...