24.

576 20 0
                                    

~Happy Reading...

Reina terdiam menatap langit lewat jendela disebelahnya, ia bingung harus apa. Tugas sudah dikerjakan, tulisan dipapan tulis juga sudah ia kerjakan, namun ingin kedepan untuk menilai rasanya sangat malas.

Hari ini Reina masuk sekolah, walaupun banyak yang melarangnya namun dirinya tetap saja keras kepala. Katanya hari ini pelajaran favoritnya dan tidak ingin tertinggal namun setelah tahu siapa yang mengajar membuat ia menyesal telah sekolah hari ini. Ya, Reina sangat menyukai pelajaran Matematika walaupun banyak yang tidak menyukainya. Ia memang aneh.

"Lo kerjain napa sih" suara Mawar hampir mengagetkan Reina.

"Ih apaan sih Mawar"

"Itu kan disuruh ngerjain ini" tunjuknya ke buku paket yang berisi soal-soal matematika itu.

"Terus tuh yang dipapan tulis harus dicatet, lo daritadi ga dengerin kata ibu? Ih ja..."

"Aku udah selesai"

"Hah?" Mawar tertegun.

"Aku udah ngerjain soalnya dan nyatet tulisan dipapan tulis Mawar"

"Buset, gila lo. Cepet amat!" ucapnya masih tak percaya, bagaimana tidak? Dipapan tulis banyak sekali rumus dan gambar yang membuat matanya itu rusak ditambah dibuku paket ada 20 soal yang menurutnya itu susah sekali.

Tapi tunggu, itu menurutnya. Ah! Iya ia lupa bahwa Reina jago matematika, namun apa dia gila? Bisa mengerjakannya dengan cepat? Otaknya itu terbuat dari apa? Tapi apa dia menjawab asal-asalan? Kenapa dia? Ah tidak tahu lah! Mawar pusing.

"Gue masih gapercaya anjir, tapi yaudah nilai sana"

"Males ah"

"Dih, malesan banget lo. Eh apa lo masih sakit yang gara-gara kemarin? Makanya kan udah gue bilangin tadi malem, gausah sekolah dulu ngapa"

"Enggak aku gasakit, cuma..."

"Ngobrol terus kalian berdua ya!"

Mawar tahu suara itu, suara nenek sihir. Ia Ibu Yuyun, seharusnya guru matematika itu Ibu Dila yang baik hati dan tidak sombong namun karena Ibu Dila berhalangan untuk hadir jadi digantikan oleh ibu Yuyun yang terkenal killer dan tidak ada baik hatinya.

"Yaallah, padahal cuma begini doang langsung ditegur. Si ibu ngapa dah?" bisik Mawar pada Reina.

"Sst Mawar"

"Kalian berdua ngobrol terus! Mana tugas sama catetannya? Udah selesai belum?" ujar Ibu Yuyun menatap kearah Reina lalu Mawar.

"Oh shit, gue belum" ucap Mawar didalam hatinya.

Reina dan Mawar hanya mengangguk, sebenarnya Mawar memang belum selesai sama sekali, masih ada 16 soal lagi dan dia baru mengerjakan 4 soal.

"Bukannya jawab malah diem aja!"

"UDAH DIJAWAB DENGAN MENGANGGUK, KALAU DIJAWAB IYA TAKUT IBU BILANG GASOPAN" teriak Mawar dalam hatinya, ia benar-benar jengkel.

"Dasar anak zaman sekarang, kerjaannya ngerepotin terus" lanjutnya.

Semua yang ada dikelas hanya terdiam, mereka sedikit tersentak mendengar ucapan guru killer itu.

"Sabar Mawar! Sabarrrr" batin Mawar.

Andai saja dia bukan guru dan orang yang lebih tua darinya, Mawar pasti akan langsung menonjok mulutnya, menceramahi balik agar dia bisa tersadar.

"Kalian tuh harus punya etika sama guru, udah kelas segini kok masih bocah"

REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang