"Pada akhirnya aku rindu, rindu saat bola mata teduh itu menatapku, rindu saat pelukan hangat itu mendekapku, rindu perasaan bahagia saat kamu tersenyum. Aku benar-benar ingin merasakannya lagi, maka bangunlah karena aku sedang menantimu untuk mengobati rasa rindu ini." -Reina.
Happy Reading!♡
°
°
°Reina membuka matanya, memperlihatkan sebuah ruangan kecil dipenuhi cat berwarna putih. Ia ingin duduk tapi kepalanya terlalu pusing seperti tak mengizinkannya untuk bangun. Selain itu, badannya lemas tak ada tenaga. Namun ia memikirkan sesuatu, mengapa dirinya ada disini? Reina menutup mata untuk mengingat itu semua, selang beberapa detik ia baru tersadar akan sesuatu.
Reyhan!
Reina meneteskan air mata kembali, bersikeras mencoba bangun. Padahal kondisinya begitu lemah, tapi ia harus memaksakannya yang terpenting sekarang adalah Reyhan. Reina keluar dari ruangan itu. Ia harap ini semua hanya mimpi, ia harap kecelakaan Reyhan saat itu hanyalah halusinasinya saja.
Reina berlari membuka pintu kamar rumah sakit satu persatu, dia membukanya terus menerus untuk mencari Reyhan sampai titik dimana dia berhenti melihat Azka, Dion, Zidan yang sedang berdiri menunduk, ia juga melihat kedua orang tua Reyhan dan Davin.
Reina lari, mendekat kearah mereka dengan air mata yang sudah menetes beberapa kali.
"Reina lo..." ucap Davin kaget.
"Si...siapa didalam sini?" tunjuk Reina pada ruang UGD dihadapannya.
Reina lihat semua menunduk, kenapa tidak ada yang mau bicara? Apa benar ini Reyhan? Apa kecelakaan tadi itu kenyataan?
"Lo duduk du..."
"Bukan Reyhan kan? Yakan Ka?" ucap Reina yang memotong ucapan Azka.
Sekali lagi mereka semua diam dan disaat itu juga Reina jatuh kelantai. Menangis begitu hebat mengeluarkan segala penyesalannya.
Azka jongkok didepan Reina, memegang kedua pundak Reina.
"Bangun, jangan kayak gini"
Reina menatap Azka hambar.
"Semuanya salah aku Ka, a..aku hiks.."
"Jangan nyalahin diri lo sendiri"
"Tapi buktinya ini semua karna aku, Reyhan ada disana karna aku Ka"
"Ren, lo habis pingsan. Jangan..."
Ucapan Azka terhenti ketika kembang api sudah berbunyi dimana-mana, menyemprotkan cahayanya digelapnya malam kelam, meledakkan suaranya yang begitu kencang. Sungguh indah memang, tapi ia berpijar diwaktu yang salah. Kembang api itu terus berbunyi seperti meminta orang-orang untuk melihatnya.
Itu artinya, sekarang adalah tahun baru.
Dan ini adalah tahun baru terburuk yang pernah Reina alami, benar-benar buruk.
Akhirnya Reina berdiri perlahan, lalu ia berjalan keluar meninggalkan beberapa orang yang sudah memanggilnya. Kaki dan tubuhnya menyuruhnya untuk pergi dari situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA
Teen FictionReina Feby Anasthasya gadis pintar, cantik, manis, nan ramah namun menyimpan luka yang mendalam karena masa lalunya Reyhan Alvin Orlando, seorang cowo yang memiliki segalanya. Harta kekayaan, wajah tampan, otak cerdas dimiliki oleh reyhan namun ia...