»Aku saranin bacanya sambil denger lagu ya guys, biar feelnya dapet hehe.
Happy Reading♡
¤
¤
¤
¤Reina senang namun juga merasa malu karena Reyhan membawanya ketempat ini lagi, entah mengapa ia menjadi geli sendiri karena mengingat kejadian tak terduga saat itu.
Reina berusaha untuk terlihat biasa saja, ia melihat pemandangan yang begitu indah, sore ini juga terasa sangat cerah. Tidak ada hujan seperti kemarin, suasanya masih namun ini lebih menyenangkan.
Mereka berada ditempat dimana semuanya terungkap, dimana mereka mulai saling mengenal seperti dulu, awal kisah yang baru terjadi mulai ditempat ini.
*Anggep aja kayak gini ya hehe
Sungainya mengalir dengan seirama, warna langitnya sangat indah, suasananya sesejuk gunung dan perasaannya seindah kebahagiaan.
Reyhan membawa Reina ke tempat ini lagi.
Jika ingat, kalian pasti tahu tempatnya.
Mereka duduk dibawah pohon, saling menatap kedepan entah apa yang ditatapnya.
"Ren" panggil Reyhan.
"Apa?" tanya Reina menatap Reyhan.
"Gue punya tiga permintaan buat lo" jawab Reyhan serius.
"Permintaan apa?"
"Yang pertama, gue pengen liat senja bareng sama lo"
"Terus?"
"Satu dulu aja, karena kedua sama ketiga itu berat dan masih lama"
Reina mengerutkan keningnya, bingung.
"Seberat apa? Selama apa?" tanya Reina penasaran.
"Sebenernya gaakan berat kalau kita masih sama-sama dan gaakan lama kalau kita ditakdirkan" jawab Reyhan menatap langit keatas.
Reina terdiam, ia bingung harus menjawab apa. Reina berpaling menatap sungai dengan air yang sangat jernih itu.
"Kapan kita ngeliat senjanya?" tanya Reina yang masih belum berhenti menatap sungai.
"Sekarang" jawab Reyhan.
Reyhan menatap wajah Reina dengan serius namun Reina tidak membalas tatapan itu, ia malah menangkup wajahnya karena pipinya sudah benar-benar merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA
Teen FictionReina Feby Anasthasya gadis pintar, cantik, manis, nan ramah namun menyimpan luka yang mendalam karena masa lalunya Reyhan Alvin Orlando, seorang cowo yang memiliki segalanya. Harta kekayaan, wajah tampan, otak cerdas dimiliki oleh reyhan namun ia...