Arc 4 Ch 1 - Artileri

270 27 7
                                    

Halo semuanya. Untunglah author sudah cukup sehat, jadi sudah bisa update sendiri. Namun, sayangnya, mungkin akan butuh sedikit waktu tambahan untuk bisa update 2 kali per minggu. Badan masih pada tahap recovery.

Maaf ya karena berapa kali tidak update. Terima kasih atas semua dukungan dan masih bersedia membaca I am no King.

Dan, seperti biasa, kalau ada yang mengganjal atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau bagian mengganjal, selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.


============================================================


"Target sudah tampak. Mereka baru keluar dari gedung."

"Baik. Aku bersiap."

Aku berkonsentrasi, memunculkan gambar artileri di kepala. Tidak hanya gambar yang sudah jadi, tapi semua bagian mulai dari yang paling besar, selongsong, hingga yang paling kecil, baut. Sekuat tenaga, aku mengubah Krat yang telah siap di belakang kami. Dalam waktu singkat, empat artileri sudah berdiri tegak, siap memecahkan ketenangan dan kegelapan malam.

Di sekolah militer, aku memang diajari untuk mengoperasikan artileri. Namun, sebelum ini, aku tidak pernah mencoba membuatnya. Kenapa? Karena tank sudah lebih dari cukup.

Namun, menurut Lugalgin dan Inanna, di medan perang, artileri jauh lebih bisa diandalkan daripada tank. Kenapa? Karena jarak jangkau tank terlalu dekat, hanya beberapa kilometer. Dengan sudut tembakan yang rendah, setiap tembakan yang kulepaskan akan langsung memberi indikasi mengenai keberadaanku.

Di lain pihak, artileri memiliki jarak tembak hingga beberapa puluh kilometer. Yang satu beberapa, yang satu beberapa puluh. Beda satuan! Dengan jarak jangkau sejauh itu, aku bisa meledakkan siapa pun dan apapun dari kota sebelah tanpa perlu khawatir lawan mengetahui lokasiku. Apa ini berarti artileri adalah serangan efisienku? Yay! Akhirnya aku punya serangan efisien.

Untuk dapat membuat artileri dengan baik, Lugalgin mengantarku ke pangkalan militer terdekat dan membuatku membongkar, membersihkan, dan merakit ulang artileri, berkali-kali. Dia memilih tipe yang umum digunakan, yaitu Hoz-7. Karena aku sudah bisa membuat tank dari Krat, tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa membuat artileri. Komponen dasarnya hampir sama. Lima hari sudah cukup.

Orang bilang aku berbakat, tapi aku menolaknya. Aku merasa cukup ahli dalam militer bukan karena berbakat, tapi karena hal ini adalah satu-satunya pelarian dari kehidupan keluarga kerajaan. Sejak kecil, aku tahu, dan mereka juga tahu, kalau aku tidak cocok menjadi bangsawan apalagi keluarga kerajaan. Namun, gelar karena keturunan tidak bisa dilepaskan begitu saja.

Akhirnya, daripada disuruh belajar tata krama dan cara berperilaku sebagai bangsawan, aku lebih memilih terjun di dunia militer. Jadi, aku ahli karena sudah melakukan semua ini sejak lama, sejak kecil. Aku sama sekali tidak berbakat.

Dan, Lugalgin menyadari hal ini. Dia tidak pernah mengatakan kalau aku berbakat di bidang militer. Menurut Lugalgin, aku sebenarnya memiliki bakat lain dan kebetulan militer membutuhkannya. Inanna juga sependapat dengan Lugalgin. Sayangnya, meski aku berkali-kali bertanya, mereka tidak pernah menjelaskan apa bakatku.

Yah, sudahlah.

"Emir, arah N45E, kemiringan 32."

"Baik."

Sesuai arahan Inanna, aku mulai memutar arah laras artileri. Arah N45E memberi indikasi sudut dari utara, North, sebesar 45 derajat ke arah timur, East. Untuk kemiringan, sudut dihitung dari permukaan datar. Walaupun tempat ini tidak datar, indikator sudut pada bagian samping memudahkanku mengatur sudut kemiringannya. Karena kami tidak mengincar jarak terjauh, Inanna tidak memberi sudut maksimal, yaitu 45 derajat.

I am No KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang