Arc 3-3 Ch 25 - Bersikeras

193 22 8
                                    

Seperti biasa, kalau ada yang mengganjal atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau bagian mengganjal, selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.


============================================================


"Gin, Ninlil dan Om Barun sudah menampakkan diri!"

Aku berteriak, memberi kabar pada Lugalgin.

Melalui kamera, terlihat dua orang melayang dari bangunan utama yang seperti kastel itu. Dua orang itu adalah Ninlil dan Om Barun. Ninlil mengenakan celana pendek dan singlet putih sementara Om Barun mengenakan kemeja biru dengan dua kancing dibuka dan celana formal.

Karena Ninlil dan Om Barun sudah tampak, pekerjaanku sudah selesai. Sekarang, aku harus membahas masalah lain yang baru muncul.

Aku mengetik beberapa kata di smartphone dan memunculkannya di proyeksi udara.

(Apa kamu mendengarnya?)

Emir mengangguk setelah membaca tulisanku. Di lain pihak, Yuan hanya memiringkan kepala dengan mulut setengah terbuka.

Emir mengetik kalimat lain dan menunjukkannya pada Yuan.

(Yuan, tolong fokus pada urusanmu. Biar Inanna dan aku yang mengurus ini. Dan tolong jangan katakan apa pun.)

Yuan mengangguk.

Perempuan ini menurut. Aku suka perempuan ini.

(Inanna, aku tidak terlalu pintar kalau diminta berpikir hal seperti ini. Jadi, aku serahkan keputusannya padamu. Tolong ya. Aku ingin membantu Lugalgin.)

Aku mengangguk.

Emir kembali melihat ke layar.

Sebelum misi dimulai, Mulisu memberiku dan Emir sebuah earphone. Earphone ini adalah tipe satu arah, hanya berperan sebagai penerima. Dan dari earphone ini juga lah, aku dan Emir mendengar mengenai kondisi Lugalgin dari percakapan Mulisu dan Ukin.

Apa ini berarti Mulisu tahu kalau Ukin akan mengamati serangan ini? Atau mungkin, sebenarnya, Mulisu ingin mengatakan hal lain pada kami dan kebetulan Ukin datang? Ya, urusan itu biar aku pikirkan nanti. Sekarang, aku harus fokus pada pesan Mulisu.

Mulisu, secara tidak langsung, ingin aku dan Emir meyakinkan Lugalgin untuk meminta bantuan. Namun, seperti ucapan Ukin, kalau Lugalgin meminta bantuan dan Ninlil mengalami luka berat, bisa-bisa dia akan kehilangan kepercayaannya pada kami.

Padahal, sebelum misi ini, aku dan Emir meragukan kepercayaan dan kesetiaan Lugalgin. Namun, sekarang, justru kepercayaan Lugalgin pada kami lah yang dipertaruhkan.

Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kami lakukan?

Emir berteriak, "GIN! Aku merasakan semua benda di sekitarmu bergetar!"

Tepat setelah Emir berteriak, ratusan pasak muncul dari tanah di sekitar Lugalgin. Tampaknya, Ninlil mengubah aluminium di sekitar Lugalgin dan menyerangnya dari semua arah. Meskipun semua proyektil yang digunakan berhasil dihentikan oleh dua peti Arsenal milik Lugalgin, dia terpaksa meninggalkannya.

Pasak-pasak itu, meskipun tidak bisa dikendalikan lagi, sudah memenuhi tujuannya, menghancurkan semua senjata yang dibawa oleh Lugalgin. Belum sempat Lugalgin bergerak, dia dihujani oleh proyektil aluminium kecil. Lugalgin pun terpaksa menggunakan minigun di tangan kiri dan perisai di kedua bahu untuk melindungi diri.

Sadar minigunnya tidak lagi berfungsi, Lugalgin membuangnya dan berlari ke samping. Ketika Lugalgin berhasil lari dari tempatnya berdiri, sebuah logam terbentuk silinder muncul dan melumatkan semua senjata yang ditinggalkan Lugalgin.

I am No KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang