Arc 4-2 Ch 15 - Kepercayaan

163 17 13
                                    

Seperti biasa, kalau ada yang mengganjal atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau bagian mengganjal, selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.

============================================================


"AAHHHHHH!!!!!!"

Teriakan terdengar dari luar. Aku penasaran apa yang dilakukan Inanna ke Maila.

Aku menggendong tubuh Illuvia di depanku, menahan punggung dan lututnya.

"Apa kamu harus membawanya dengan cara princess carry?"

Aku bisa merasakan tekanan dan aura dingin dari suara ini.

Aku tersenyum. "Hanya ini penghormatan yang bisa kulakukan padanya."

Aku sampai di depan Emir. Dia masih belum bangkit, masih duduk di lantai.

"Apa dia lebih penting dariku? Aku juga terluka!"

Dalam keadaan normal, aku akan berusaha membujuk Emir untuk memberi penghormatan pada yang tiada. Namun, saat ini, dia terluka. Dan, setelah tadi memarahi aku, aku khawatir kecemburuannya akan mengambil alih.

"Begini saja,"

Aku meletakkan Illuvia sejenak dan membuka peti arsenal palsu yang dia miliki. Setelah membuang semua senjata yang ada di dalamnya, aku memasukkan tubuh Illuvia ke dalam. Kini, aku membawa tiga buah peti arsenal, dua terikat di pinggang dan satu di punggung.

Selain itu, aku juga memutuskan untuk menggendong Emir dengan teknik princess carry. Tanpa memberi aba-aba, tiba-tiba wajah Emir mendekat. Tentu saja aku tidak menghindar. Aku membiarkan Emir memberi ciuman tepat di bibir.

"Terima kasih ya, Gin."

"Kamu tidak perlu berterima kasih. Kamu adalah calon istriku. Sudah selayaknya aku menyelamatkanmu."

"Bukan," Emir menolak. "Terima kasih kamu tidak menerima ciuman perempuan itu."

Saat ini aku merasa damai dan tenang ketika mendengar ucapan Emir. Tidak ada aura haus darah atau niat membunuh di baliknya. Benar-benar murni. Namun, di lain pihak, aku tidak mau tahu apa yang akan terjadi kalau tadi tidak menghindari ciuman Illuvia. Dan, aku tidak mau membayangkannya.

Orang normal mungkin akan berpikir sebenarnya aku bisa saja menerima ciuman Illuvia dan masih bisa meredam amukan Emir setelahnya. Meskipun bisa meredam amukan Emir, menurut kalian, berapa banyak kerusakan yang akan disebabkan oleh Emir? Dia bisa membuat turret tank dan artileri. Kalau mau, dia bisa menghancurkan bangunan apa pun dengan mudah.

Ya, itu alasan logisnya. Alasan yang sebenarnya hanyalah aku tidak mau membuat Emir marah, mengamuk, atau bersedih. Ketika kamu peduli pada seseorang, sebenarnya, semua alasan logis yang muncul hanyalah pembenaran atas perasaanmu, tidak lebih.

Emir tersenyum ketika aku membawanya keluar, menemui Inanna. Sambil berjalan, aku mendengar cerita Emir kenapa dia bisa terluka dan apa saja yang dia lakukan hingga akhir. Aku sangat terkejut ketika dia mengatakan menendang organ vital Illuvia. Apa dia tidak keterlaluan?

Namun, ketika mengingat apa yang terjadi pada Lili, aku tidak bisa banyak protes. Di pasar gelap, tidak ada aturan seperti perang antar negara. Setidaknya Illuvia langsung tewas. Dia tidak akan menderita.

Ketika tiba di pinggir taman, aku tidak mengira akan melihat pemandangan ini.

"Ini....."

Aku melihat sebuah tubuh terbaring di atas rumput. Tidak! Daripada terbaring, lebih tepatnya terpatri. Terlihat pedang dan pisau menancap di lengan dan paha tubuh itu, membuatnya menempel ke tanah.

I am No KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang