Arc 5 Ch 12 - Rencana Dimulai

86 11 5
                                    

Seperti biasa, kalau ada yang mengganjal atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau bagian mengganjal, selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.

============================================================


"Pinggang terlalu kecil."

"Dada terlalu besar."

"Terlalu pendek."

"Terlalu tinggi."

Sudah satu setengah jam aku menemani perempuan berambut coklat dikepang ini. Kemarin lusa, Lugalgin menelepon agar aku bersiap menerima pelayan istana Kerajaan Nina. Tanpa memberi kesempatan bertanya, Lugalgin mengirim file laporan berisi rencana dan skenario yang dia buat. Bukan hanya itu! Dia juga menulis mengenai semua yang terjadi di balik layar Kerajaan Nina.

Keterkejutanku tidak mampu ditahan setelah membaca laporan lengkap dari Lugalgin. Di satu sisi, aku merasa kesal. Hanya karena ingin melepas status keluarga kerajaan, mereka rela mendeklarasikan perang? Apa mereka tidak berpikir berapa banyak korban jiwa yang jatuh? Berapa banyak orang yang terpaksa evakuasi?

Kalau benar Keluarga Silant adalah memiliki satu leluhur dengan Lugalgin, dan jika mereka memiliki sifat sama, aku terpaksa maklum. Melihat Lugalgin dan keluarga kerajaan Nina, beserta Kerajaan Kish, sangat jelas kalau kamu tidak bisa memberikan posisi atau tugas pada seseorang hanya karena dia berbakat. Perlu ada kemauan dari pihak yang bersangkutan. Kalau tidak, efeknya akan merambah kemana-mana.

Di lain pihak, aku juga merasa iba. Ratu Amana dan Tera melakukan sesuatu dengan tujuan baik, demi kebahagiaan Rina. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Hanya karena tidak ada komunikasi, kini baik Ratu Amana maupun Rina berada pada kondisi putus asa dan depresi. Seandainya saja mereka mengomunikasikannya, semua ini pasti bisa dihindari.

Nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada guna menyesali apa yang sudah terjadi. Kini, yang bisa kami lakukan, hanyalah memastikan efeknya berada pada titik minimal. Untuk itu, aku menemani Ira menjelajahi sel tahanan. Kami mencari kriminal dengan hukuman mati atau seumur hidup yang fitur tubuhnya mirip dengan Ratu Amana. Pendek cerita, orang itu akan menggantikan Ratu Amana, seperti aku menggantikan Permaisuri Rahayu.

"Jadi lantai ini tidak ada juga, ya?"

Ira menggeleng.

"Kalau begitu, mari kita ke lantai bawah lagi."

"Maaf merepotkan, Yang Mulia Permaisuri Rahayu."

Aku sudah mengganti identitas dan namaku berkali-kali ketika aktif di pasar gelap. Jadi, aku tidak terkejut walaupun dipanggil dengan nama orang lain.

Dengan penuh usaha, aku berdiri. Begitu aku berdiri, satu orang mengambil dan membawa kursi lipat yang baru kugunakan. Orang yang membawa kursi lipat adalah satu dari dua anggota Agade yang merangkap sebagai agen schneider. Selain menuntun dan mengurus semua formalitas, mereka juga bergantian membawakan kursiku.

Di bawah rok besar ini, aku mengenakan celana ketat yang telah dicampur dengan kabel tembaga. Dengan cara ini, aku bisa menggerakkan kaki. Namun, sayangnya, sulit bagiku untuk bisa mengendalikan benda tipis seperti kabel tembaga.

Untuk orang sepertiku, jauh lebih mudah mengendalikan rangka logam daripada kabel. Sebagai efeknya, aku menghabiskan lebih banyak stamina dan konsentrasi ketika berjalan sebagai Permaisuri Rahayu dibanding Mulisu. Aku tentu saja tidak bisa mengenakan rangka logam. Akan merepotkan kalau suara logam terdengar ketika aku berjalan. Pelayan istana atau orang bisa curiga.

I am No KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang