Arc 2 Ch 11 - Tuntutan Tuan Putri

283 30 0
                                    


Hari kedua kunjungan. Kami mengunjungi panti asuhan di Kota Samawah. Jeanne dan Inanna berada di dalam, melakukan kegiatan sosial, dengan dibantu Ufia dan Emir. Sementara itu, aku berjaga di luar dan Hart berjaga di dalam. Panti asuhan ini sudah dijaga ketat hingga jarak 500 meter oleh pengawal, baik dari pihak Bana'an maupun pihak Mariander.

Panti asuhan ini terletak di pinggir kota, jadi bangunan di tempat ini masih cukup jarang. Karena masih ada bangunan, beberapa warga pun terpaksa lewat depan gerbang. Dan, saat itu terjadi, mereka terpaksa harus diperiksa oleh para pengawal. Menurutku, pengawal dari kedua belah pihak terlalu kaku. Kalau aku sebagai rakyat jelata, aku tidak akan suka perlakuan seperti ini.

Daripada pengawalan ketat seperti ini, menurutku bakti sosial dengan jadwal yang tidak diumumkan akan jauh lebih baik. Dan, tentu saja, agen yang berjaga adalah agen yang menyamar. Tidak blak-blakan seperti ini.

Namun, tentu saja, kalau hal itu dilakukan, maka kerajaan tidak akan bisa menebar citra. Intinya, mereka ingin warga tahu kalau keluarga kerajaan peduli dengan panti asuhan. Ini adalah salah satu alasan aku membenci keluarga kerajaan atau bangsawan.

Sebagai catatan, hari ini kami juga mengunjungi beberapa tempat selain panti asuhan ini. Kunjungan sekolah dilakukan pagi tadi, yang kemudian dilanjutkan ke rumah sakit pada siang hari. Setelah mengunjungi rumah sakit, sebelum panti asuhan ini, kami sudah mengunjungi dua panti asuhan lain. Kunjungan panti asuhan ini adalah agenda terakhir untuk hari ini. Jika pada dua panti asuhan sebelumnya hanya berupa bakti sosial, kali ini ada acara makan malam bersama.

Hingga saat ini, aku tidak melihat ada tanda-tanda penyerangan atau gerak-gerik mencurigakan di sekitar area kegiatan... atau lebih tepatnya tidak ada pergerakan sama sekali karena semua orang pasti menjaga jarak. Selain itu, belum ada kabar mengenai penyerangan pada Provinsi Afee. Normalnya, ketika hari hampir berakhir seperti sekarang, orang akan menganggap informasi yang beredar hanyalah sekedar rumor. Namun, hari masih belum berakhir.

Menurut jadwal, waktu yang memungkinkan untuk kami diserang adalah hari ini dan besok, ketika kami memiliki agenda di luar istana. Jadi, entah hari ini atau besok Etana akan mendatangiku. Kalau aku menjadi pemberontak, aku akan lebih memilih untuk menyerang hari ini. Kalau aku bisa menambah korban dari pihak sipil, maka aku bisa semakin menyalahkan kerajaan dan menyatakan kerajaan tidak memiliki kompetensi untuk melindungi rakyatnya. Itu kalau aku.

Kenapa aku mau menemui Etana? Mudah saja, dia juga adalah seorang inkompeten, dan aku cukup yakin dia memiliki kemampuan yang sama denganku. Namun, masalahnya adalah, tidak ada informasi sama sekali mengenai latar belakangnya. Baik tempat tanggal lahir, orang tua, tempat tinggal waktu kecil, atau apapun itu. Semua informasinya kosong. Bahkan jaringan informasi pasar gelap juga tidak memiliki apapun.

"Hei, Regal Knight Terkuat."

"..."

Sebuah suara memanggilku, menyadarkanku dari pikiranku.

Baiklah, aku terlupa karena pekerjaan ini, tapi seharusnya aku bertanya pada Jeanne atau Ufia sejak kapan aku mendapatkan julukan Regal Knight Terkuat ini.

"Ada apa, Ikviz?"

Ikvis adalah laki-laki yang lebih tua satu tahun dariku. Dia bukanlah agen Schneider, dia hanya salah satu pengawal biasa yang disediakan oleh calon mertua. Dia tidak memiliki fitur yang mencolok. Rambut coklat dengan mata coklat.

"Kamu terlalu tegang." Ikviz duduk di sebelahku." Hari sudah hampir berakhir. Apa yang kamu takutkan."

Kalau aku menjawab "Ini adalah pekerjaanku, tentu aku akan serius.", pasti dia akan menertawakanku, menganggapku sebagai orang baru yang terlalu serius. Di lain pihak, aku juga tidak mungkin mengatakan kalau aku mendapatkan informasi penyerangan dari pasar gelap.

I am No KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang