Arc 4-3 Ch 12 - Rahayu Bad End

168 21 28
                                    

Maaf ya baru sempat upload. Kemarin minggu listrik trouble. Lalu, senin hectic di kantor. Eh, abis listrik rumah trouble, internet juga trouble.

Yah, sudahlah. Seperti biasa, kalau ada yang mengganjal atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau bagian mengganjal, selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.

============================================================


"Selanjutnya?"

Satu tubuh terjatuh, lagi. Dengan ini, aku sudah membunuh 37 orang, tersisa 6 orang.

Jujur, awalnya, aku mengira para regal knight akan mengeroyok, menyerang bersamaan. Namun, ternyata tidak. Mereka benar-benar memegang teguh kode etik kesatria, melakukan pertarungan satu lawan satu.

Awalnya, aku tertawa kencang, menganggap mereka semua bodoh. Sayangnya, meski beberapa orang tewas tapi mereka tetap teguh memegang kode etik kesatria, aku berhenti tertawa. Kalau menjadi seorang kesatria, aku akan menerima keteguhan mereka dan melawan sepenuh hati, menghormati lawan.

Namun, sayangnya, aku bukan kesatria. Saat ini, di dalam hati, aku hanya bisa mengelus dada, kasihan pada lawan-lawanku ini. Bahkan, walaupun aku sudah mengatakan keluarga mereka akan dibersihkan kalau masih bersikeras, para regal knight masih bersikeras melawan.

"Giliranku."

Satu orang maju, seorang wanita paruh baya. Di punggungnya terdapat 8 assault rifle melayang, bagaikan sayap. Di tangan, dia menggenggam sepasang pistol dengan bayonet.

"Perkenalkan, namaku adalah Melinda Pristina. Adalah sebuah kehormatan bagi saya untuk dapat menghadapi regal knight terkuat, Lugalgin Alhold."

Perempuan ini berbeda. Dia, Melinda, adalah orang pertama yang mengenalkan diri dan menyebut namaku secara tulus, tidak ada dendam atau merendahkan. Melinda benar-benar menghormatiku dari lubuk hatinya. Bahkan, dia membungkukkan badan.

"Bu Melinda, apakah anda tidak ada niatan untuk mengundurkan diri? Bukan hanya Anda yang terancam, nyawa putra dan putri Anda pun terancam."

"Jangan khawatir. Aku sudah memutus hubungan dengan keluarga. Kedua putra putriku pun sudah berada di bawah perawatan dan pengawasan teman dekatku."

"... kau sadar kan kalau aku kepala intelijen? Aku bisa saja mengklaim kalau kamu tidak pernah melakukannya dan tetap membersihkan mereka."

"Kamu tidak akan melakukan itu, Lugalgin. Aku bisa melihat kalau kamu adalah orang yang baik. Kamu tidak akan melakukan hal ini tanpa alasan yang jelas."

"Kalau begitu–"

"Tapi, ini dan itu adalah urusan berbeda." Melinda menyela. "Walaupun aku tahu kalau keluarga kerajaan ini sudah busuk. Walaupun aku tahu kalau kamu mampu memimpin Bana'an ke arah yang lebih baik. Aku tetap memiliki kewajiban untuk menentangmu hingga akhir. Kenapa? Karena aku adalah kesatria kerajaan. Aku telah disumpah untuk terus melindungi kerajaan dan keluarga kerajaan. Tidak peduli apa pun alasanmu, kita memang ditakdirkan untuk bertikai."

Bu Melinda telah berhenti menjadi Regal knight beberapa tahun lalu dan menjadi polisi. Dan, entah kenapa, Rahayu memanggilnya malam ini.

Jujur, hatiku hancur ketika dipaksa membunuh orang sejujur dan sebaik Bu Melinda. Sungguh disayangkan kalau aku harus membunuhnya.

"Bu Melinda, kalau Rahayu mengubah–"

"Tidak! Aku tidak akan mengubah keputusanku." Bu Melinda kembali memotong. "Aku bisa memperkirakan langkah yang akan kamu ambil. Dan, aku tegaskan sekali lagi. Aku tidak akan mengubah keputusanku."

I am No KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang