Arc 3-3 Ch 9 - Yang Sebenarnya

181 17 6
                                    

Kalau ada yang aneh atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau ada bagian mengganjal, tanya langsung juga tidak apa-apa. Selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.


============================================================


"Jadi, Ufia, bagaimana?"

"Eh? Apanya yang bagaimana Tuan Putri?"

Aku tidak paham maksud pertanyaan Tuan Putri Jeanne, jadi aku bertanya balik.

Saat ini, kami sedang membersihkan rumah Lugalgin yang baru diserang. Jujur, membersihkan dinding dan perabotan dari darah adalah hal yang amat sangat merepotkan. Kenapa sih dia tidak memanggil tim kebersihan saja? Kalau memanggil mereka, pekerjaan ini pasti akan selesai dengan cepat.

"Bagaimana dengan kesepakatanmu dengan Lugalgin? Menurutmu, apakah kali ini yang menyerang adalah keluarga Alhold yang ikut menandatangani surat pernyataan itu?"

"Ah, itu. Aku belum yakin Tuan Putri. Semoga saja bukan."

Aku mencoba meyakinkan diri sendiri kalau yang menyerang Lugalgin bukanlah keluarga Alhold yang ikut menandatangani surat pernyataan kesetiaan. Perutku sudah sakit sejak serangan malam itu. Aku tidak mau perutku berlubang.

Untungnya, tubuh penyerang berantakan dan tidak ada sisa wajah yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi penyerang. Meski mereka keluargaku sendiri, aku bersyukur kalau mereka tewas tanpa meninggalkan je–

"Oh, iya, Ufia." Tuan Putri Inanna masuk ke pembicaraan. "Aku benci menghancurkan keinginanmu, tapi, tampaknya, pelaku adalah salah salah satu keluarga Alhold yang menandatangi surat pernyataan. Kalau tidak salah namanya Hasman."

"Eh?"

Dan, tiba-tiba, Tuan Putri Inanna memotong pemikiranku. Bukan hanya memotong, dia bahkan menjatuhkan bom terbesar yang mungkin ada bagiku. Namun, aku belum mampu menerimanya begitu saja. Sedikit bagian dari hatiku masih berusaha menolak.

"Ah, um, tahu darimana?"

"Tadi, waktu membersihkan anggota tubuh yang berceceran, aku menemukan sebuah cincin batu berwarna ungu. Dan, sejauh dokumen yang kubaca, hanya Hasman yang mengenakan cincin aneh itu. Atau kamu punya kemungkinan lain?"

Tidak! Aku tidak punya! Aku tahu benar hanya satu orang yang mengenakan cincin sintesis murahan itu!

Paman Hasman! Kenapa kamu melakukan ini?

Bukan hanya sakit perut. Kali ini, kakiku pun juga ikut terpengaruh. Aku tidak bisa merasakan tenaga sedikit pun di kedua kaki ini, membuatku terjatuh.

"Ufia!"

Sesuai perjanjian, Lugalgin akan membersihkan keluarga Alhold, termasuk aku dan keluargaku, kalau keluarga Alhold yang menandatangani surat pernyataan kesetiaan berkhianat.

Apakah ini akhir dari hidupku? Tidak! Aku bahkan belum merasakan cinta! Aku tidak mau mati muda!

"Uu.... Uuu....."

Perlahan, pandanganku mulai buram. Tanpa bisa kukendalikan, air mata mulai mengalir membasahi pipiku.

"Uuaa....."

Tanpa bisa kubendung, seluruh air mata pun mengalir deras. Aku juga berteriak, menangis. Jujur, aku sama sekali tidak tahu apa yang bisa kulakukan saat ini.

Lugalgin adalah guruku. Meski ada ungkapan murid akan melampaui guru, tapi aku belum mencapai titik itu. Aku tidak bisa melawannya. Hidupku sudah berakhir ketika Paman Hasman menyerang tempat ini.

I am No KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang